Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Dalam Peluk ODHA

1 Desember 2017   09:20 Diperbarui: 1 Desember 2017   09:28 1558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kamu cowok pemberani," aku balas menatapnya. Kusembunyikan rasa haru atas kata-katanya sembari memujinya dalam hati---Alan bukan saja teman yang baik, tapi ia juga sangat cerdas. Ia tahu banyak tentang seluk beluk penyakit HIV.  Ia tak segan menjelaskan padaku bagaimana virus itu bisa terjangkit dan hal-hal apa saja yang tidak perlu dikhawatirkan.

"Selama kita tidak melakukan hubungan seksual dengan penderita HIV, kukira semuanya akan aman-aman saja," Alan melanjutkan.

"Itu yang pernah terjadi pada diri Mamaku, Alan. Mama tidak tahu kalau Papa mengidap penyakit mengerikan itu. Papa tidak mau berterus terang pada Mama. Dan Mama tertular saat mengandungku," aku menelan ludah---lebih tepatnya menelan kegetiran.

"Itu dia, Miranti. Kejujuran sangat penting bagi setiap pasangan sebelum mereka menikah. Semuanya demi kebaikan bersama agar tidak timbul penyesalan di kemudian hari," Alan mengembangkan senyum manisnya.

"Eh, kenapa kita jadi membicarakan persoalan orang dewasa, ya?" aku tersipu.

"Tidak ada salahnya kita membahas kehidupan orang dewasa, Miranti. Kita perlu banyak belajar dari pengalaman mereka. Dengan begitu sebagai generasi mendatang, kita bisa lebih berhati-hati," Alan masih mengulum senyum.

Sejenak suasana menjadi hening. Entah apa yang tengah berkecamuk di dalam pikiran kami. 

Sampai akhirnya Alan menatapku lagi. 

"Miranti...kau menyukai kejujuran bukan?" ia bertanya ragu. Aku mengangguk.

"Meski---kejujuran itu terdengar menyakitkan?" ia menegaskan. Aku mengangguk lagi. 

"Miranti..." Alan menggeser duduknya,"aku ingin jujur padamu bahwa aku... sama sepertimu---terinfeksi oleh penyakit itu melalui jarum tatto." Alan menyibak sedikit lengan kemejanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun