Perempuan tetaplah perempuan. Menghadapi persoalan apa pun ia senantiasa mengandalkan perasaan.
Aisyah tak dapat menahan airmatanya---sesaat, setelah ia menyalami Marwoto yang berulang kali meminta maaf padanya.
"Aku sudah memaafkanmu jauh-jauh hari sebelum kau memintanya---tersebab kau adalah Ayah dari anak-anakku. Namun begitu aku tetap tidak bisa mencegah hatiku untuk memasukkan gugatan cerai ke Pengadilan Agama."
Marwoto tidak menyahut. Ia tahu Aisyah tidak mungkin bisa dibujuk lagi. Laki-laki itu segera pamit meninggalkan panti asuhan dengan langkah gontai. Ia tidak kembali ke rumah kontrakan. Ia memilih menghabiskan senja bersama debur ombak yang---sebentar datang menghibur--- sebentar kemudian pergi memaki-maki.
Tamat
***
Malang, 15 Nopember 2017
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H