5.Jurus Jitu Menendang Moody dan Rasa Malas dalam Menulis
-Mengubah Paradigma Menulis
Mengubah paradigma menulis bagi saya sangatlah perlu. Jika kembali ke konteks menulis itu sendiri, bisa jadi kita akan merasa berat melakukannya. Rasa malas itu datang karena kita merasa tertekan. Sebisa mungkin saya menghindari hal tersebut. Saya menanamkan dalam pikiran saya---dalam hati saya---bahwa menulis adalah suatu pekerjaan yang menyenangkan. Menulis bukan lagi sebuah tuntutan, melainkan kebutuhan. Alhamdulillah sampai detik ini saya merasa enjoy menulis. Bahkan jika tidak menulis saya merasakan ada sesuatu yang kurang dalam hidup saya.
 -Konsisten
Konsisten di sini berhubungan dengan niat, waktu dan tempat. Niatkan untuk terus menulis secara rutin. Jangan biarkan hari terbuang percuma tanpa menulis apa-apa. Pilihlah waktu dan tempat yang nyaman, yang paling kita kehendaki agar proses penuangan ide berjalan lacar dan menyenangkan.Â
-Memotivasi Diri
Memotivasi diri sendiri itu perlu. Memacu semangat untuk terus berkarya agar lebih baik dari sebelumnya bisa ditempuh dengan jalan terus giat belajar. Serta berkomitmen bahwa apa yang dihasilkan dari tulisan kelak akan membawa manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.
-Menulis dari Hati dan jujur
Seorang peserta seminar bertanya mengapa ia kerap merasakan hasil karyanya terasa garing. Saya menjawab, menulislah dari hati dan jujur. Maka tidak saja dirimu yang bisa merasakan kepuasan---karena tulisanmu mampu bercerita dengan hidup, tapi pembacamu juga.Â
-Menyukai Tantangan
Menekuni dunia tulis menulis, terutama fiksi, ibarat merambah hutan yang dipenuhi berbagai macam tantangan. Inilah salah satu seni dalam menulis fiksi. Ini pula salah satu alasan mengapa saya lebih memilih menulis fiksi ketimbang non fiksi. Saya sangat menyukai tantangan. Dalam fiksi saya bisa menjadi siapa saja. Saya bisa sewaktu-waktu 'keluar' dari diri saya sendiri.Â