Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Ular

9 Oktober 2017   17:13 Diperbarui: 9 Oktober 2017   17:19 1427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama kali melihat mahluk itu saat aku masih bayi. Entah dari mana datangnya, tahu-tahu ia berada di atas ranjang, bergerak merayap menyusuri betis Ibu. Menjilati sisa-sisa air ketuban yang lengket menggunakan ujung lidahnya yang bercabang. Ibu yang kala itu baru saja melahirkanku, menggelinjang.

Mahluk aneh itu tidak saja mengendus, tapi juga mencium bagian-bagian tubuh Ibu yang lain. Dan anehnya, Ibu tampak sangat bahagia.

 "Suster, ada mahluk menakutkan di ranjang Ibu!" seruku menggunakan bahasa bayi. Menangis. Tentu saja suster tidak bisa memahami. Suster hanya tahu, setiap bayi yang baru lahir pasti menangis.

Suara tangisku bertambah kencang ketika mendengar mahluk aneh itu mendesis. Desis disertai aroma busuk keluar dari rongga mulutnya.

Aku muntah.

"Bayimu mengalami dehidrasi. Ia harus mendapat perawatan khusus," suster memberitahu Ibu. Ibu hanya mengangguk. Tidak terlihat ekspresi khawatir akan keadaanku. Raut wajahnya biasa-biasa saja. Kukira Ibu lebih tertarik pada mahluk menggelikan itu ketimbang terhadapku.

Di ruang perawatan aku masih juga terus menangis. Membuat suster hilang kesabaran dan memutuskan untuk membawaku kembali ke ruangan Ibu.

"Cobalah menyusui bayimu," suster meletakkan tubuh mungilku di samping Ibu. Ibu tidak menyahut. Hanya memiringkan tubuhnya sedikit.

Tangisku agak mereda. Berbaring di samping Ibu membuatku merasa nyaman dan hangat. Aku berharap Ibu segera memeluk dan menyusuiku.

Tapi hingga aku terlelap, Ibu tidak juga menyentuhku.

Ketika aku terbangun karena haus, kulihat Ibu masih asyik mengelus-elus sesuatu. Sesuatu bertubuh licin dengan suara mendesis. Ya, mahluk aneh itu! Ia telah merebut perhatian dengan menyusup nakal di balik kutang Ibu. Lidahnya menyesap-nyesap air susu yang menjadi hakku ---hingga tandas tak bersisa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun