"Guwarsa, Guwarsi! Panggil Ibumu kemari!"
***
Dewi Windradi hanya menunduk ketika Resi Gotama memintanya untuk memberitahu dari mana ia mendapatkan Cupu Manik itu. Bibirnya bungkam, terkatup rapat.
"Dinda Dewi, ceritakanlah!"
Dewi Windradi tetap membisu. Hatinya bersikukuh, ia tidak ingin menceritakan hubungan yang pernah terjalin antara dirinya dengan Bhatara Surya. Ia ingin menyimpannya sendiri rapat-rapat.
"Dinda Dewi tetap tidak mau bicara? Baiklah. Karena benda ini sudah menimbulkan kericuhan di antara ketiga anakmu, maka selayaknya ia dibuang jauh!" Resi Gotama sangat murka. Dilemparnya Cupu Manik itu sekuat tenaga. Ia tidak peduli pada raut pasi Dewi Windradi dan juga genang airmata perempuan itu.
Akan halnya Anjani dan kedua adik kembarnya, begitu melihat Cupu Manik melayang ke udara, ketiganya spontan berlarian mengejar. Mereka masih berambisi untuk memilikinya.
Cupu Manik terbelah dan jatuh di dua tempat. Sisi badan terjatuh menjelma menjadi Telaga Nirmala sedang tutupnya berubah menjadi Telaga Sumala.
Guwarsa dan Guwarsi mengira cupu itu tenggelam di dasar telaga. Maka tanpa pikir panjang keduanya pun menyelam. Tapi sampai mereka merasa lelah, cupu tak juga diketemukan. Lalu kedua perjaka kembar itu memutuskan menyembul kembali ke atas air. Saat itulah kejadian aneh terjadi. Guwarsa dan Guwarsi berubah wujud menjadi manusia kera.
Melihat dua manusia kera muncul dari dalam telaga, Anjani terhenyak. Ia yakin, kedua manusia kera itu pasti jelmaan adik kembarnya. Ia menyesal karena tadi tidak sempat memberitahu dan mencegah mereka.
Anjani tahu kisah akan berakhir seperti ini---dua adiknya itu akan berubah wujud menjadi manusia kera, termasuk dirinya juga.