Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ketika Hutan Pinus Tak Lagi Sekedar Hutan

2 Oktober 2017   11:20 Diperbarui: 2 Oktober 2017   12:28 1218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi, Hutan Pinus Winong

Kedatangan kami disambut oleh payung berwarna-warni yang menggantung. Beberapa rumah pohon tampak dipenuhi oleh pengunjung untuk tempat berselfi-ria. Di sana disediakan juga jasa kuda yang akan mengantar pengunjung berkeliling hutan sebagai pengganti kendaraan bermotor. Tapi saya enggan memanfaatkannya karena terus terang, saya tidak sampai hati melihat sosok kuda bertubuh kurus dan ternyata setelah saya tanyakan kepada pemiliknya, kuda itu berjenis kelamin perempuan. Jadilah saya hanya berfoto ria di samping kuda coklat bernama Gendis itu.

Dokumen Pribadi, HPS
Dokumen Pribadi, HPS
Dokumen Pribadi, HPS
Dokumen Pribadi, HPS
Wana Wisata Winong

Kawasan ini tidak terlalu jauh dari wahana HPS. Hari sudah gelap ketika kami sampai di Winong. Suasana hutan sudah sepi. Tapi masih tampak beberapa anak muda yang bertugas jaga di pos parkir.

Anak lanang menghentikan motor dan saya siap membayar ongkos parkir seperti sebelum-sebelumnya. Tapi Mas-mas penjaga itu menolak.

"Silakan melihat-lihat, langsung saja."

Tentu saja hal ini membuat saya berkerut kening. Usai berkeliling area, saya sempatkan bertanya ini itu kepada anak-anak muda yang teryata mereka adalah para kader Karang taruna desa setempat.

"Sudah lama wahana ini ada, Mas?" saya bertanya bak seorang wartawan. 

"Baru tiga bulan. Kami diberi mandat untuk mengelola wahana wisata ini oleh sesepuh desa," tutur Wiyatno, salah satu kader Karang Taruna itu. Ketika saya tanyakan mengapa tidak menggaet investor untuk bekerjasama, mengingat  Hutan Pinus Winong letaknya cukup strategis dan berpeluang bagus sebagai wahana wisata pilihan, Wiyatno menjawab,"tidak diperbolehkan. Sesepuh desa ingin kami mengelolanya sendiri. Murni oleh warga sendiri. Meski dampaknya perkembangannya menjadi sangat lamban."

Saya dan anak lanang hanya bisa manggut-manggut mendengar penuturan mas Wiyatno. Baiklah, terserah deh, Mas. Mau dikelola investor atau dikelola sendiri, yang penting ekplorer hutan, khususnya hutan pinus sebagai wahana wisata tetaplah merujuk pada upaya melestarikan lingkungan alam.

Dokumen Pribadi, Wisata Hutan Winong
Dokumen Pribadi, Wisata Hutan Winong
Dokumen Pribadi, Hutan Pinus Winong
Dokumen Pribadi, Hutan Pinus Winong
***

Malang, 02 Oktober 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun