Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kucing Belang Telon

27 Agustus 2017   14:24 Diperbarui: 28 Agustus 2017   23:29 2141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seketika mata Rusmini berbinar. Perempuan itu mengikuti langkah suaminya menuju teras rumah. Dilihatnya Duraji membuka kotak kecil yang berada di tengah badan becak.

"Puusss, sini. Kami akan merawatmu," bisik Duraji seraya menoleh ke arah Rusmini.

Untuk pertama kali Duraji melihat istrinya itu tersenyum sedemikian manis.  

***

Semenjak kehadiran kucing belang telon itu, kehidupan Duraji dan istrinya mengalami banyak kemajuan. Pengguna jasanya semakin ramai. Duraji sampai harus bolak-balik beberapa kali mengantar jemput penumpang. Dan itu membuat hati Rusmini teramat senang. Ia bisa menyisihkan uang sedikit demi sedikit setiap hari untuk ditabung.

Akan halnya kucing belang telon piaraan mereka, kini tumbuh semakin besar. Kucing itu sangat dimanjakan oleh kedua suami istri itu. Mereka sangat menyayangi hewan berbulu itu melebihi kasih sayang mereka terhadap Rokimin.

Rokimin bukan tidak merasakan hal itu. Semenjak Ayah dan Ibunya memelihara kucing yang menurutnya berwarna aneh itu, Rokimin merasa dianaktirikan.

Pernah Rokimin diomeli habis-habisan oleh Ibunya karena menghabiskan ikan gurame yang tersaji di atas meja. Ia salah mengira. Dipikirnya gurame goreng itu untuk dirinya. Ternyata bukan. Ibunya menyiapkan ikan gurih itu untuk kucing kesayangan.

Sakit hati benar Rokimin jika mengingat hal itu. Ingin rasanya ia membuang kucing belang telon itu jauh-jauh.

Dan keinginan itu benar-benar ia lakukan ketika suatu siang ia nyaris kena pukul Ayahnya gara-gara lupa memberi makan hewan kesayangan itu. Rokimin benar-benar nekat. Hatinya sudah diliputi rasa benci yang tidak alang kepalang terhadap hewan manja itu. Rokimin pun mencari sela. Ketika Ayah dan Ibunya tidak berada di rumah, bocah usia belasan tahun itu gegas meraih hewan yang sudah merampas kasih sayang kedua orang tuanya. Hewan yang tengah tidur pulas di atas ambin itu dimasukkannya ke dalam karung. Diikatnya erat-erat puncak karung dengan tali rafia.  Lalu ia berjalan mengendap-endap, meraih sepeda pancal miliknya yang tersandar di samping rumah dan melesat pergi menuju pasar terdekat.

Menurut kata orang, kucing yang dibuang ke dalam pasar, ia tidak akan bisa kembali pulang ke rumah majikannya. Entah logika apa yang gunakan oleh orang-orang itu. Rokimin enggan memikirnya terlalu jauh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun