Perlahan tubuh Jack membungkuk. Diambilnya biji kacang itu dan dimasukkannya ke dalam saku celana. Lalu bocah itu berniat melanjutkan perjalanan.
Tapi alangkah terkejutnya Jack. Molly tak lagi dijumpainya. Hewan bertubuh gemuk itu raib entah ke mana. Jack sangat gusar. Jika Molly sampai hilang, pasti Ibunya akan memarahinya habis-habisan. Jack melampiaskan kekesalan pada biji kacang yang kini berada dalam saku celanananya. Gara-gara benda kecil itu ia lalai memperhatikan Molly.
Serta merta ia merogoh saku celananya. Biji kacang dikeluarkan , lalu sekuat tenaga dibuangnya jauh-jauh.
Keajaiban terjadi. Begitu menyentuh tanah kembali, biji kacang itu seketika bertunas dan tumbuh sangat cepat. Batangnya terus meninggi. Sulurnya bergerak melingkar-lingkar liar menuju langit.
Jack ternganga.
Oh, tidak! Dongeng Jack dan Pohon Kacang itu sepertinya bakal terulang lagi. Dongeng yang sering dibacakan para Ibu untuk anak-anak mereka di setiap malam menjelang tidur.
Jack menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Lalu ia bergegas balik badan. Â
Jack telah memutuskan---pulang. Ia rela dimarahi Ibunya ketimbang harus bertemu dengan raksasa pemangsa bocah yang saat ini dengan mata besarnya-- tengah mengintip dari puncak pohon kacang ajaib yang tak juga berhenti tumbuh itu.
**
Malang, 18 Agustus 2017
Lilik Fatimah Azzahra