Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel | Jejak Sang Penari [12]

14 Agustus 2017   06:55 Diperbarui: 22 Agustus 2017   18:51 926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanah Lot, www.drivebali.com

"Apa kabar, Pieter? Tak kusangka kau berada di sini juga," laki-laki tak kukenal itu mendekati Papi.

"Julian?" Papi memiringkan kepalanya sedikit. Rasa terkejut membuat kuas yang berada di tangannya nyaris terjatuh.

"Takdir mempertemukan kita kembali, Pieter. Aku tidak menyangka kita akan bertemu di tempat ini dalam suasana yang sangat romantis," laki-laki bernama Julian itu terkekeh.

"Apa maumu, Ju?" Papi meletakkan alat-alat lukisnya. "Kau pasti sengaja menguntitku," suara Papi terdengar bergetar.

"Itulah dirimu, Pieter. Selalu berburuk sangka padaku. Mentang-mentang aku ini musuh bebuyutanmu," laki-laki itu terkekeh lagi.

"Katakan apa maumu, Julian! Jangan berputar-putar," Papi menghadap ke arah laki-laki yang seumuran dengannya itu seraya menatapnya tajam.

"Pieter sayang, sabarlah sedikit. Kau pasti akan segera tahu apa yang aku inginkan."

"Jangan membuatku marah, Ju!"

"Ow-ow...baiklah. Kau memaksaku untuk segera mengatakannya. Dengar, Pieter. Aku ingin mengambil kembali milikku."

"Kau sinting! Gila!"

"Anak itu, Pieter. Kau pasti paham apa yang kumaksud, bukan?" laki-laki itu semakin dekat dengan Papi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun