Kau ingin tahu apa yang ada di balik ubin itu? Tiga nyawa. Nyawa Ayahku, Ibuku, Kak Siska, oh, semoga mereka tidak merasa gerah ya, karena telah kutumpuk menjadi satu.
Tik-tak, tik-tak.
Waktu terus melaju.
Kubuka lebar-lebar jendela kamarku. Kubiarkan udara pagi menyentuh wajahku. Wajah cacat yang selama ini tak boleh ditunjukkan pada dunia. Wajah yang dianggap---sangat memalukan dan membawa sial bagi keluarga.
***
Malang, 12 Agustus 2017
Lilik Fatimah Azzahra
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!