"Bisakah kami minta alamat pasien itu?" pinta Bapa Made. Kelihatan sekali ia tak ingin melihat Papi kecewa.
"Oh, tentu. Anda bisa menanyakannya kepada petugas loket di sana." Perawat menunjuk ke suatu arah. Bapa Made mengangguk. Usai mengucap terima kasih, ia memberi tanda kepadaku dan Papi untuk bergegas mengikutinya.
Ketika kami datang, petugas loket itu sudah terlihat sibuk.
"Bisakah saya minta alamat pasien dari ruang enam belas yang sudah pulang?" Papi bertanya mendahului Bapa Made. Petugas loket menjawab dengan anggukan. Kemudian memeriksa buku tebal di hadapannya.
"Pasien bernama I Nyoman Sukrawan?" petugas loket menegaskan sembari menunjukkan foto yang tertempel pada buku tebal itu. Aku mengangguk.
Papi mencatat alamat pasien yang sedang kami buru pada secarik kertas.
Pencarian pun berlanjut kembali.
***
Taksi meluncur di daerah Denpasar bagian utara. Bapa Made mengamati gang demi gang dengan teliti sesuai dengan alamat yang sedari tadi tak lepas dari tangannya.
Saat melewati gapura kecil, Bapa Made minta taksi untuk menepi. Laki-laki itu turun untuk bertanya kepada perempuan yang kebetulan sedang berdiri di pinggir jalan.
"Lurus saja mengikuti gang ini. Bangunan paling ujung itulah rumah kontrakan I Nyoman Sukrawan," ujar perempuan itu.