Kisah Sebelumnya | kompasiana.com/novel-jejak-sang-penari-7
Bag. 8-Rahasia Kecil
Papi akhirnya sampai juga di Bali. Ia langsung menemuiku di Rumah Sakit. Kami berpelukan erat, sangat erat. Saling melepas rindu.
Aku menyusupkan kepalaku berlama-lama di dada tuanya yang hangat.
"Jansen, kau akan segera membaik, Nak," bisiknya seraya mengelus lembut rambut pirangku yang tipis. "Papi akan mengusahakan kesembuhanmu. Papi janji."
Papi melepas pelukannya perlahan. Dipandanginya wajahku berlama-lama. Seolah ingin menumpahkan segala perasaan yang selama ini tak bisa ia keluarkan.
"Maak  je  geen  zorgen,  Pi.  Ik  ben  in  orde..."
Aku menenangkan Papi. Aku kasihan melihatnya. Wajah Papi tampak jauh lebih tua dari sebelumnya.
"Ik  hou  van  je,  Zoon..." Papi akhirnya mengeluarkan perasaannya.
"Ik  heb  ook,  Pi," aku membalas ucapan sayang itu dengan mata berkaca-kaca.
"Dokter Suastika sudah menunggu di ruangannya, Tuan Pieter," suster datang membawa pesan untuk Papi.