Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Bola untuk Mike

5 April 2017   16:37 Diperbarui: 5 April 2017   16:59 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasanya ingin menangis jika mengingat hal itu. Bagaimana aku nyaris memukul Mike hanya gara-gara ia minta dibelikan bola. Bukan harga yang menjadi masalah. Tapi Mike itu, ia  anak perempuan!

“Memang salah anak perempuan suka bola, Pa?” Mike sempat memprotes.

“Bukan soal salah atau tidak. Tapi ini menyangkut kepatutan, Mike,” aku mencoba memberinya pengertian. Tapi dasar Mike, ia mewarisi watak keras kepalaku.

“Kalau Papa nggak mau membelikan Mike bola, no problem!  Mike bisa beli sendiri kok,” ujarnya kesal seraya meninggalkan ruangan.

“Tunggu, Mike! Papa belum selesai bicara.”

Mike tidak menggubris. Ia tergesa ke luar rumah. Menghidupkan motornya  dan berlalu entah kemana.

***

Kegilaan Mike terhadap bola sudah terlihat sejak masih usia balita. Ia tampak antusias jika aku membawanya pergi menonton pertandingan bola baik yang digelar di stadion maupun di layar televisi. Ia bisa mengimbangi kehebohanku, menirukan yel-yel dengan semangat luar biasa. Mike hafal nyaris semua pemain bola ternama dunia. Ia adalah penggemar berat MU. Pengagum Cristiano Ronaldo. 

Dan kegilaannya terhadap bola berlanjut  hingga usianya menanjak remaja. Bahkan terkesan lebih parah. Ia mengoleksi segala atribut yang ada kaitannya dengan dunia sepak bola. Dinding kamarnya dipenuhi foto-foto pemain bola favoritnya.

“Matikan lampu, Mike! Hari sudah larut, besok kamu harus sekolah!” Mary kerap menegurnya saat ia diam-diam menonton pertandingan Piala Dunia lewat ponselnya. Tapi sepertinya Mike mengabaikan teguran Mary. Ia terus saja memanjakan matanya. Menikmati keseruan pertandingan bola hingga lupa waktu.

Bagi Mike, bola sudah menjadi semacam candu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun