Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Jendela Empat Penjuru

4 April 2017   08:47 Diperbarui: 4 April 2017   21:08 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kau ingin melanjutkan kisah?”

“Tidak! Tutup saja.”

“Baiklah.”

***

Kau datang agak terlambat. Tapi tak apa. Masih ada waktu beberapa menit sebelum kututup Rumah Cintaku ini.

Kau adalah tamu ke tiga. Masih ada dua jendela yang belum terbuka. Kau memilih jendela yang mana? Oh, baiklah. Jendela yang menghadap ke arah selatan. Biar aku bantu menarik engselnya.

Yo, berceritalah. Jangan hanya berdiri termangu begitu.

“Hamparan padang tandus nan gersang. Orang-orang berkulit hitam, terbakar matahari. Pria-pria dewasa membawa tombak sembari berlari-lari. Mereka mengejar hewan buruan. Para ibu menunggu dengan sabar di depan rumah yang atapnya terbuat dari daun rumbia. Anak-anak berlarian, telanjang tanpa busana. Para pemuda mengasah batu. Dan, para gadis…”

“Para gadis kenapa?”

“Mereka menari-nari sembari menggumamkan mantra-mantra. Wajah mereka tertutup bedak tebal, tak mudah dikenali. Kaki mereka menghentak, berjingkrak-jingrak. Sekilas orang melihat mereka tengah bersuka ria, tapi sesungguhnya tidak. Mereka sebenarnya tengah menangis.”

“Menangis?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun