Lalu menyusul kalimat kedua.
“Bukan Qais yang majnun! Tapi aku. Laila.”
Kugores kedua kalimat itu berulang-ulang pada berjuta lembar dedaunan.
Lalu kuhanyutkan dedaunan itu di atas permukaan sungai waktu, menujumu.
***
Malang, 31 Maret 2017
Lilik Fatimah Azzahra
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!