Masih jauh, ya, Thom? Oh, kamu mulai berbelok arah. Mengambil jalan pintas. Dan kamu terus saja melaju tanpa memedulikan aku yang mengikutimu dari belakang. Kamu tidak tahu kan, Thom, kalau aku sedang membuntutimu? Â
Hei, Thom! Kamu mau kemana? Mengapa motormu berbelok ke arah yang tidak biasa?Â
Oh, Thom, mengapa tiba-tiba hatiku merasa sedih. Kukira kamu akan membawakan rangkaian bunga itu untukku...ternyata tidak.
Kamu menghentikan motormu tepat di depan pagar sebuah rumah. Itu rumah Rani. Bukan rumahku. Dan Rani, cewek cantik teman sekelasku itu berlari-lari riang menyambutmu.
"Thom! Kukira kamu nggak jadi datang..." wajah Rani bersemu merah. Kamu turun dari motormu dan menyerahkan rangkaian bunga di tanganmu.
"Oh, terima kasih, Thom! Aku suka mawar merah dan krisan ungu ini..." Rani mencium lembut rangkaian bunga darimu. Kamu tersenyum. Tampak bahagia.
"Itu tanda cintaku padamu, Rani," bisikmu seraya menatap Rani mesra.
Thom! Hatiku menjerit. Menjerit sekeras-kerasnya. Mengapa semudah itu kamu melupakan aku? Bukankah baru beberapa hari aku meninggalkanmu. Bukankah belum kering tanah pekuburanku?
Thom, aku cemburu!
Sebuah mobil pick up melaju dengan kencang dari arah utara. Sepertinya sopir mobil itu sedang mengantuk dan kehilangan kendali. Ups! Benda beroda empat itu menyasar ke arahmu. Maaf, Thom, kali ini aku tidak sempat mengingatkanmu.Â
Pick up itu menghantam dengan keras tubuhmu. Membuatmu terpental jauh, lalu jatuh tepat di dekat kakiku.