Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[Cerpen] Wayang yang Tertinggal

14 Maret 2017   17:15 Diperbarui: 25 Januari 2024   19:07 3674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku jatuh cinta padamu, Kang Mas..." Banowati semakin merangsek. Kini lengannya bersentuhan dengan lengan lelaki itu. Priyono semakin tak berkutik.

Tangan Banowati perlahan bergerak. Meraih jemari Priyono. Lelaki itu memejamkan mata. Darah lelakinya menggelegak. 

Banowati semakin berani. Ia mendekatkan wajahnya yang ayu. Priyono gemetar.

Tapi tiba-tiba saja wajah Sulastri, istrinya, yang tengah menunggunya di rumah, berkelebat. Priyono buru-buru menepis tangan halus itu. Lalu berdiri seraya menarik napas panjang.

"Maaf, wayang nakal. Jangan mengganggu aku. Cintaku hanya untuk istriku seorang."

Priyono pun bergegas pergi meninggalkan Banowati. Tanpa menoleh lagi.

Banowati melepas kepergian lelaki itu dengan pandang kecewa. Bibirnya mengatup rapat. Matanya yang bulat menyipit. Tubuhnya yang sintal bergetar hebat. Beberapa detik kemudian tubuh indah itu menyusut, mengerut dan kaku. 

Ia telah kembali ke bentuk semula. Sebagai wayang kulit. Gepeng. 

Wayang Banowati kini tergeletak di atas amben gazebo. Sendiri. Menunggu Ki dalang Songgo Langit datang menjemputnya.

***

Malang, 14 Maret 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun