Tiba-tiba saja aku ingin mati.
***
Bertahun aku menjadi istri seorang akuwu tanpa dasar cinta. Jika aku melayaninya, itu semata-mata karena kewajibanku. Aku tak punya pilihan lain.
Hingga suatu hari aku melihat dia. Pemuda tampan itu. Hatiku berdesir hebat.
"Emban, siapa dia?" tanyaku pada emban tua yang setia melayaniku.
"Siapa, Ndoro?"
"Pemuda itu."
"Pemuda yang mana?"
"Kusir kereta yang baru."
Aku mengatakan ini dengan tersipu. Mataku berbinar. Kukira emban sepuh itu pun menyadari. Ada pendar-pendar pelangi yang tak mampu kusembunyikan.
"Namanya Arok, Ndoro. Murid Brahmana Lohgawe."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!