"Cintakah yang tengah engkau pikirkan?" Cupid bertanya hati-hati. Wanita yang tengah memeluk kedua lututnya itu terperanjat. Tapi hanya sesaat. Kemudian dengan mimik tak berubah ia mengangguk.
"Kepada siapa anak panah ini harus kulepaskan?" Cupid menyentuh pundak wanita itu dengan tangan kanannya. Sementara tangan kirinya siap mencabut satu anak panah yang masih tersisa. Wanita itu tidak menyahut. Ia membalikkan badan. Menatap Cupid dengan mata sendu.
"Tancapkan saja di sini, di jantungku," akhirnya bibir wanita itu bergerak. Kelu. Cupid mengangguk. Ia mulai menarik busur anak panah di tangannya. Perlahan. Sangat perlahan.
Jleb!
Wanita itu jatuh tersungkur. Tubuhnya mengejang. Wajahnya membiru.
Cupid melepas rangkai bunga yang melingkar di kepalanya.
Ditaburkannya bunga-bunga itu di atas jasad sang wanita. Sebagai penghormatan terakhir.Â
"Terkadang cinta, bisa juga menjadi pembunuh..." Cupid menggumam sedih.Â
***
Malang, 15 Juli 2016
Lilik Fatimah Azzahra