Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Panah Cupid

15 Juli 2016   10:00 Diperbarui: 15 Juli 2016   13:45 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Cintakah yang tengah engkau pikirkan?" Cupid bertanya hati-hati. Wanita yang tengah memeluk kedua lututnya itu terperanjat. Tapi hanya sesaat. Kemudian dengan mimik tak berubah ia mengangguk.

"Kepada siapa anak panah ini harus kulepaskan?" Cupid menyentuh pundak wanita itu dengan tangan kanannya. Sementara tangan kirinya siap mencabut satu anak panah yang masih tersisa. Wanita itu tidak menyahut. Ia membalikkan badan. Menatap Cupid dengan mata sendu.

"Tancapkan saja di sini, di jantungku," akhirnya bibir wanita itu bergerak. Kelu. Cupid mengangguk. Ia mulai menarik busur anak panah di tangannya. Perlahan. Sangat perlahan.

Jleb!

Wanita itu jatuh tersungkur. Tubuhnya mengejang. Wajahnya membiru.

Cupid melepas rangkai bunga yang melingkar di kepalanya.

Ditaburkannya bunga-bunga itu di atas jasad sang wanita. Sebagai penghormatan terakhir. 

"Terkadang cinta, bisa juga menjadi pembunuh..." Cupid menggumam sedih. 

***

Malang, 15 Juli 2016

Lilik Fatimah Azzahra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun