"Baiklah," akhirnya tukang cukur tua itu mengalah.Â
Aku tersenyum. Siap mendengar cerita tukang cukur tua itu mengenai lelaki berpayung merah yang masih berdiri di seberang jalan.
"Sebulan yang lalu, di suatu sore seperti ini, hujan turun sangat deras. Seorang lelaki dan perempuan muda tengah berjalan beriringan di pinggir jalan. Tiba-tiba sebuah mobil avanza melaju dengan kecepatan tinggi. Sepertinya pengendaranya sedang mengantuk. Mobil itu menyerempet kedua pasangan yang tengah berjalan beriringan itu. Mereka terpental. Si lelaki berhasil selamat. Tapi si perempuan..." tukang cukur tua itu tak melanjutkan kalimatnya. Bergegas ia meraih sepeda tuanya dan berlalu meninggalkanku.
Aku tergugu. Menatap lelaki berpayung merah dari kejauhan.
Sementara lelaki tua tukang cukur itu mengayuh sepeda tuanya dengan kaki gemetar.
"Duh Gusti, besok-besok aku nggak mau lagi mangkal di bawah pohon beringin angker itu. Jinem! Jinem! Ambilkan aku air putih. Aku baru saja bertemu dan berbicara dengan hantu perempuan yang terserempet mobil itu...."
***
Malang, 06 Mei 2016
Lilik Fatimah Azzahra
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H