"Apa yang akan Bunda lakukan?"
"Membiarkannya."
"Jangan membiarkan lelaki kasar itu terus mengganggu ketenangan Bunda!" aku memprotes.
"Kamu tidak mengerti bagaimana watak Suki, Rama. Semakin dilawan, ia semakin menjadi-jadi."
"Ada saya yang akan melindungi Bunda jika...."
Belum usai aku bicara, tiba-tiba pintu depan terkuak.Â
Lelaki kasar itu sudah berdiri di hadapan kami!
***
"Serahkan kunci asli rumah ini," ujar lelaki itu seraya menengadahkan tangannya.
"Untuk apa?" Bunda Fatima bergeming.
"Rumah ini akan kujual. Sebentar lagi akan ada pembeli yang datang."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!