"Hari ini Bunda mau menengok rumah. Kamu masih ingin di sini?"
"Jika Bunda tidak keberatan," sahutku.
"Tentu saja tidak. Oh, ya, bagaimana dengan aksara pada paha kanan si Coklat?"
"Mmm, saya belum bisa memecahkannya...."
Bunda Fatima terdiam. Pandangannya tertuju pada si Coklat yang tampak kekenyangan.
"Bunda akan membantu memecahkan misteri ini," ujarnya seraya menepuk pundakku perlahan.
"Aku pergi dulu, ya. Jangan lupa ajak Pak tua sarapan. Nanti sore aku kembali kemari menjenguk anak-anak."
Perempuan itu membalikkan badan dan menghilang dari pandanganku.
Â
***
Usai sarapan Pak tua bermaksud memandikan si Coklat di sungai yang terletak di ujung perkampungan.