"Begitulah."
"Apakah mantan suami Bunda seorang raja sehingga harus memiliki selir?"
Bunda Fatima tersenyum.
"Banyak laki-laki yang menganggap dirinya adalah seorang raja. Meski sebenarnya ia bukan siapa-siapa. Oh, ya, hari ini aku berjanji bertemu anak-anak. Apakah kamu mau ikut?"
Spontan aku mengangguk.
Â
***
Hari sudah beranjak senja ketika kami berangkat meninggalkan rumah. Kami pergi dengan berjalan kaki. Sepanjang perjalanan banyak hal-hal aneh yang membuatku bingung. Beberapa orang berlalu lalang menggunakan benda beroda dua dengan bunyi meraung-raung memekakkan telinga.
"Itu sepeda motor namanya. Dan benda lain yang beroda empat itu namanya mobil," Bunda Fatima menjelaskan padaku.
"Aku tidak melihat seekor kudapun di sini," ujarku. Entah mengapa tiba-tiba terlintas dalam pikiranku mengenai hewan berkaki empat itu.
"Kamu ingin melihat kuda? Di sebelah rumah ibuku ada seorang lelaki tua yang memiliki pedati dan seekor kuda. Kamu bisa melihatnya nanti," Bunda Fatima menyahut. Wajahku berseri-seri.Â