Suatu sore Mas Joko menghampiriku dengan hanya mengenakan sarung.
"Tolong jahitkan celana ini ya. Bagian belakangnya sobek," ujarnya sembari menyodorkan celana kesayangan.
"Celana ini sobek karena kainnya sudah amoh, Mas! Sudah waktunya dibuang!" sergahku. Seketika wajah Mas Joko memerah. Aku terkejut dibuatnya.
"As, ini celana peninggalan almarhumah ibuku. Beliau menjahit manual dengan tangannya sendiri. Behari-hari, bermalam-malam tidak tidur..." Mas Joko berkata dengan suara bergetar.
Aku tertegun. Rupanya begitulah cara suamiku mengenang kasih sayang wanita yang telah melahirkannya.
Â
***
Malang, 02 Maret 2016
Lilik Faimah Azzahra
Ket:
 ndredet ( Jawa ) : jahitannya terlepas