Â
Tawa Bayu dan Glen berderai.
"Benar-benar imajinasi yang keren!" Glen mengacungkan jempol.
Mendengar suara riuh dari ruang tamu, Riri bergegas keluar kamar.
"Apa yang kalian tetawakan?" Riri mengangkat alis. Bayu dan Glen saling berpandangan.
"Kalian membicarakan aku?" Riri menatap curiga.
"Tidak. Hanya imajinasi liarku tak terbendung saat melihatmu memasuki kamar itu," Bayu menyungging senyum.
"Jangan bilang kau membayangkan aku tewas terbunuh di dalam kamar, dalam keadaan terkunci dan usus memburai," Riri melototkan mata. Bayu terperangah.
"Kau menguping pembicaraan kami?" penulis horor itu menatap Riri tak berkedip.
"Tentu saja tidak. Aku menggunakan instingku untuk menebak apa yang ada dalam kepala seorang penulis horor," Riri menghempaskan diri di atas sofa. Gadis itu melirik arloji di pergelangan tangan kirinya.
"Masih sepuluh menit lagi," Glen seolah tahu apa yang tengah dipikirkan Riri.