Mohon tunggu...
Elif Pardiansyah
Elif Pardiansyah Mohon Tunggu... Guru - Dosen

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Selanjutnya

Tutup

Money

Strategi Bisnis Mudah Cara Rasul Muhammad SAW

25 Februari 2017   22:59 Diperbarui: 26 Februari 2017   18:00 1588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu aspek kehidupan Muhammad SAW yang kurang mendapat perhatian serius adalah kepemimpinan beliau dalam bidang bisnis dan entrepreuneurship. Muhammad SAW lebih dikenal sebagai  seorang  rasul,  pemimpin masyarakat  atau  “negara”  dan  pemimpin  militer.  Padahal, sebagian  besar  hidup  kehidupannya   sebelum   menjadi   utusan   Allah   SWT   adalah   seorang pengusaha. Muhammad SAW telah memulai  merintis karir dagangnya  ketika berumur 12 tahun dan memulai  usahanya  sendiri  ketika  berumur 17 tahun.  Pekerjaan ini  terus  dilakukan  sampai menjelang   beliau  menerima   wahyu  (beliau   berumur  sekitar  37   tahun).   Dengan   demikian Muhammad SAW  telah berprofesi  sebagai  seorang  pedagang  selama  ±25 tahun  ketika  beliau menerima wahyu. Agka ini sedikit lebih lama dari masa kerasulan beliau yang berlangsung selama

±23 tahun.

Bahkan aspek  bisnis  Muhammad  SAW  ini  juga  luput  dari  perhatian  kebanyakan  orientalis. Mungkin karena  dianggap  kurang  kontroversial  dan  tidak menarik  dalam perdebatan  teologis. Sebagian  merekajuga  sering  melancarkan  serangan  terhadap  pribadi  Muhammad  SAW  tetapi jarang sekali yang mengkaji secara mendalam prilaku bisnis beliau.

Kesuksesan Muhammad saw. Dalam melakukan kegiatan bisnisnya dilandasi oleh 2 pokok, yaitu kepribadian yang  amanah dan terpercaya, serta  pengetahuan dan keterampilan yang  mumpuni. Dua hal ini poko pola yang menjadikan nabi Yusuf mampumembangun kesejahteraan masyarakat sebagaimana terdapat dalam al-Qur’an surat yusuf ayat 55 yang artinya:

Berkata Yusuf, jadikanlah  aku bendaharawan  negara (Mesir), sesungguhnya  aku adaah  orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan”.

Kedua hal pokok diatas merupakan pesan moral yang bersifat Universal yang uraiannya sebagai

berikut:

1.   Shiddiq, yaitu benar dan jujur, tidak pernah berdusta  dalam melakukan berbagai  macam

transaksi bisnisnya. Larangan berdusta, menipu dan mengurangi takaran timbangan, dan mempermainkan kualitas akan menyebabkan kerugian yang nyata baik di dunia mauoun di akhirat nanti, sebagaimana firman Allah SWT dalam al-Qur’an surat al-Muthaffifin ayat 1-3 yang berbunyi:

kecelakaan  besarlah  bagi orang-orang  yang  curang.  (yaitu)  orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka  minta dipenuhi. dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka  mengurangi.

Bagi pebisnis yang jujur, Rasulullah SAW memberikan sebuah kabar gembira sebagaimana dikemukakan dalam sabdanya:

Pedagang yang jujur dan terpercaya akan berdama para Nabi para shadiqin, orang-orang yang mati syahid dalam peperangan dan orang-orang yang shaleh (kelak di dalam surga). (H.R Tirmidzi)

2.   Kreatif, berani  dan percaya  diri, yaitu berusaha untuk emenemukan peluan-peluang  yang baru yang prospektif dan berwawasan masa depan dengan tidak mengabaikan prinsip kekinian. Hal ini yang mungkin yang dapat dapat dilakukan bila ia memiliki kepercayaan diri dan keberanian untuk berbuat sekaligus  siap menanggung  berbagai  macam risikio  yang timbul darinya.

Sifat ini merupakan paduan antara sifat amanah dan fathanah, yang sering di terjemahkan dalam nilai-nilai bisnis dan manajemen yang bertanggung jawab, transparan, tepat waktu, memiliki manajemen bervisi, manajer dan pimpinan cerdas.

3.   Tabligh, yaitu mampu berkomunikasi denga baik yang juga diterjemahkan dengan bahasa

manajemen dengan istilah  supel, cerdas,  deskripsi  tugas, delegsi  wewenang, kerja  tim, cepat tanggap, koordinasi, kendali, dan supervisi.

4.   Istiqomah, yaitu secara konsisten menampilkan dan mengimplementasikan nilai -nilai diatas walau  pada   kenyataannya   banyak  mendapat  godaan  dan  tantangan.   Hanya   dengan istiqmah dan mujahadah, peluang -peluan bisnis yang prospektif  dan menguntungkan akan selalu terbuka lebar.

Dan  orang-orang  yang  berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”(al-Ankabut: 69)

Menghadirkan   dan  mengimplementasikan  strategi   bisnis   Rasulullah  SAW  pada  saat

sekarang  akan tetap relevan dan aktual. Sebab, prinsip-prinsip yang telah dibangun merupakan prinsip yang bersifat universal dan komprehensif yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu, serta individu atau agama tertentu.

Berdasarkan  uraian  diatas  dapat disimpulkan bahwa  apa  yang  dilakukan seseorang  didunia akan berimplikasi terhadap kehidupannya di dunia dan di akhirat kelak. Dunia ini adalah “ladang” dan manusia adalah “petani” yang menggarap “ladang” itu, hingga kelak di akhirat akan disemai ladang itu, oleh sebab itu menggarap ladang tersebut haruslah dilakukan deng an cara yang benar, baik, tepat dan akurat sesuai dengan prinsip-prinsip universal yang sudah di contohkan oleh rasul, agar kelak mendapat kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.

Nabi  Muhammad SAW sejak dari kecil sudah di didik untuk hidup mandiri dan berwirausaha. Saat itu beliau sudah mengembala kambing di kalangan bani Sa ’ad dan juga di Makkah dengan imbalan  uang  beberapa  dinar,  padahal  beliau  hidup  ditenga h  keluarga  yang  berkecukupan. Keluarga  ayahnya  adalah pembesar suku Quraisy. Namun beliau telah menunjukan kepada kita karakter kepemimpinan yang telah dibina sejak kecil.

Perkataan  jujur  Muhammad  SAW,   kredibilitasnya   dan  kemuliaan  akhlak  mulianya,   serta

mengedepankan  etika  bisnis  Islami,  dengan  cara  menjauhi  dan  menghindari  kezaliman,  riba, berbuat curang, penipuan, gharar    dan ghabn sudah menunjukan kepada kita bagaimana caranya menciptakan dan membangun brand image positifbahkan sebelum beliau menjadi seorang nabi dan Rasul. Saat brand image seseorang terbangun  dengan positif, maka pada saaat berbisnis pun orang percaya kepada kita, dan prinsip shiddiq, amanah, fathanah, tabligh, serta istiqomah adalah elaborasi dari ketauhidan yang lurus, akhlak yang mulia, dan syariat yang benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun