“Pedagang yang jujur dan terpercaya akan berdama para Nabi para shadiqin, orang-orang yang mati syahid dalam peperangan dan orang-orang yang shaleh (kelak di dalam surga). (H.R Tirmidzi)
2. Kreatif, berani dan percaya diri, yaitu berusaha untuk emenemukan peluan-peluang yang baru yang prospektif dan berwawasan masa depan dengan tidak mengabaikan prinsip kekinian. Hal ini yang mungkin yang dapat dapat dilakukan bila ia memiliki kepercayaan diri dan keberanian untuk berbuat sekaligus siap menanggung berbagai macam risikio yang timbul darinya.
Sifat ini merupakan paduan antara sifat amanah dan fathanah, yang sering di terjemahkan dalam nilai-nilai bisnis dan manajemen yang bertanggung jawab, transparan, tepat waktu, memiliki manajemen bervisi, manajer dan pimpinan cerdas.
3. Tabligh, yaitu mampu berkomunikasi denga baik yang juga diterjemahkan dengan bahasa
manajemen dengan istilah supel, cerdas, deskripsi tugas, delegsi wewenang, kerja tim, cepat tanggap, koordinasi, kendali, dan supervisi.
4. Istiqomah, yaitu secara konsisten menampilkan dan mengimplementasikan nilai -nilai diatas walau pada kenyataannya banyak mendapat godaan dan tantangan. Hanya dengan istiqmah dan mujahadah, peluang -peluan bisnis yang prospektif dan menguntungkan akan selalu terbuka lebar.
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”(al-Ankabut: 69)
Menghadirkan dan mengimplementasikan strategi bisnis Rasulullah SAW pada saat
sekarang akan tetap relevan dan aktual. Sebab, prinsip-prinsip yang telah dibangun merupakan prinsip yang bersifat universal dan komprehensif yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu, serta individu atau agama tertentu.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa apa yang dilakukan seseorang didunia akan berimplikasi terhadap kehidupannya di dunia dan di akhirat kelak. Dunia ini adalah “ladang” dan manusia adalah “petani” yang menggarap “ladang” itu, hingga kelak di akhirat akan disemai ladang itu, oleh sebab itu menggarap ladang tersebut haruslah dilakukan deng an cara yang benar, baik, tepat dan akurat sesuai dengan prinsip-prinsip universal yang sudah di contohkan oleh rasul, agar kelak mendapat kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.
Nabi Muhammad SAW sejak dari kecil sudah di didik untuk hidup mandiri dan berwirausaha. Saat itu beliau sudah mengembala kambing di kalangan bani Sa ’ad dan juga di Makkah dengan imbalan uang beberapa dinar, padahal beliau hidup ditenga h keluarga yang berkecukupan. Keluarga ayahnya adalah pembesar suku Quraisy. Namun beliau telah menunjukan kepada kita karakter kepemimpinan yang telah dibina sejak kecil.