Secercah harapan menjelma dalam ruang kosong
Mengisi memenuhi setiap ruang
Tetapi kenyataannya, semua hanya menjadi harapan semu
Keinginan ini terasa sia-sia
Aku harus menjadi yang lebih baik dari yang terbaik
Mencari jati diri, apa kesalahan yang telah aku perbuat
Mungkin aku terlalu egois....
atau keadaan tak berpihak kepadaku?
Ya aku tahu, aku terlalu egois!
Hanya mementingkan nafsuku untuk merengkuh semua kebahagiaan, tanpa memikirkan dan mengukur curamnya jurang pemisah antara luka dan bahagia.
Walaupun demikian, ketahuilah aku masih memiliki harapan untuk memiliki segalanya.
Kenapa tidak?
Semua manusia memiliki rasa dan keinginan yang sama
Pembedanya adalah guratan nasib dan takdir
Aku berada pada lingkaran kebahagiaan hidup yang semu
Itulah hidupku....
Meskipun begitu, aku tidak ingin bercamuplase menjadi orang lain.
Tak ingin menjadi parasit bagi semua orang.
Aku sedang tidak berparadoks pada kenyataan atau pun berambigu terhadap alasan.
Narasi kehidupan begitu panjang untuk diceritakan.
Akan tetapi akan menjadi suatu kenangan yang berkesan dalam catatan sejarah hidup.
 Aku tak pernah membawa yang lain mengikuti kegagalanku.
Kita tak perlu mencari siapa yang benar dan siapa yang salah.
Biarlah kegagalanku merengkuh hidup menjadi pengalaman kalian.
Pahami keadaan....
Jangan terlalu egois!
Dan satu hal yang lebih penting!
Hidup hanya menunggu mati....
Tak perlu banyak berparadigma
Kebahagiaan hidup tak bisa di deskripsikan ataupun di ukur oleh kemampuan.
Bahkan kekuatan skala newton sekalipun tak bisa mengukur kebahagiaan itu sendiri.
Maka....
Berbahagialah manusia yang memiliki kebahagiaan
Bersyukurlah Tuhan telah kasih segalanya
Karena semua....
Dari kita!
Untuk kita!
Maka Nikmatilah semua prosesnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H