Rasanya aku kasihan melihat Pak Aswani, wajahnya terlihat lelah sekali. Dikarenakan beliau harus membereskan barang dagangannya dengan satu tangan sebanyak itu. Satu sisi aku mengagumi kegigihannya mencari nafkah dan selalu bersabar atas takdir yang menimpanya.
Pak Aswani Bapak yang luar biasa, didalam kekurangannya sedikitpun tak mengeluh atau berhenti untuk berdagang "gumamanku didalam hati, yang aku juga sambil membereskan warung dagangan milik istriku yang sudah selesai dibereskan olehku".
Kulihat jam sudah menunjukan pukul 06.30 WIB. Waktunya aku berangkat kesekolah tempatku mengajar setelah selesai membereskan warung dagangan dan sedikit sarapan.
"Bu.... Ayah berangkat ya"
"Iya.... hati-hati di jalan ya yah" Jawab istriku yang sambil menggendong anak bungsuku.
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikum salam wr wb"
"Pak.... saya berangkat duluan" ujarku kepada Pak Aswani, yang masih membereskan barang dagangannya.
"Iya Pak Guru..... silahkan"
Sepuluh menit aku sampai di sekolah tempatku mengajar. Seperti biasa sebelum masuk ke dalam kelas, aku selalu berbincang dan ngobrol-ngobrol sesama teman satu profesi di ruang guru walaupun waktunya tidak begitu lama. Namun yang terpenting dapat menjaga tali silaturahmi sesama teman mengajar satu sekolah.
Teengg....tengg....tengg