Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) adalah salah satu alat analisis paling andal di dunia kimia. Dengan kemampuan mengungkap struktur molekul, FTIR membantu ilmuwan memahami komposisi bahan mulai dari padat, cair, hingga gas. Melalui teknologi ini, molekul dalam sampel menyerap radiasi inframerah pada frekuensi tertentu, yang mengungkapkan informasi detail tentang komponen kimianya.
Namun, untuk memahami sepenuhnya bagaimana FTIR bekerja, penting untuk mengetahui berbagai klasifikasi berdasarkan sampel, mode pengukuran, dan jenis detektornya. Artikel ini akan membahasnya secara rinci, memperlihatkan bagaimana FTIR dapat menyesuaikan dengan kebutuhan analisis yang berbeda.
 1. Klasifikasi Berdasarkan Jenis Sampel: Dari Padat, Cair, hingga Gas
Salah satu keunggulan FTIR adalah kemampuannya untuk menganalisis berbagai jenis sampel. Setiap bentuk sampel memerlukan pendekatan yang berbeda untuk memperoleh spektrum inframerah yang akurat.
- Padatan: Sampel padat, seperti serbuk atau kristal, sering dianalisis dengan cara dicampur dengan kalium bromida (KBr) untuk membuat pelet yang transparan terhadap inframerah. Setelah itu, spektrum inframerah sampel diukur untuk mengidentifikasi struktur kimianya.
Â
- Cairan: Dalam analisis cairan, sampel ditempatkan di antara dua pelat transparan seperti NaCl (natrium klorida). Radiasi inframerah kemudian melewati cairan, dan hasilnya berupa spektrum yang menggambarkan getaran molekuler dalam sampel.
- Gas:Untuk sampel gas, FTIR menggunakan sel gas yang dirancang khusus. Teknik ini sangat sensitif untuk mendeteksi spektrum absorpsi gas dalam panjang gelombang inframerah.
2. Klasifikasi Berdasarkan Mode Pengukuran: Menyesuaikan dengan Jenis Analisis
Mode pengukuran FTIR menentukan bagaimana radiasi inframerah berinteraksi dengan sampel. Setiap mode memiliki keunggulan tersendiri, tergantung pada jenis sampel dan tujuan analisis.
- Transmisi:Mode ini mengukur radiasi inframerah yang melewati sampel, ideal untuk cairan atau padatan yang disiapkan dalam bentuk pelet atau film tipis. Ini adalah metode yang paling umum dan sederhana dalam analisis FTIR.
- Attenuated Total Reflectance (ATR): Teknik ATR memungkinkan analisis cepat tanpa persiapan sampel yang rumit. Dengan ATR, kristal khusus bersentuhan dengan permukaan sampel, dan sinyal yang dihasilkan berasal dari lapisan tipis pada permukaan. ATR sering digunakan untuk sampel padat dan cair yang sulit diolah.
- Refleksi Spesular: Mode refleksi spesular cocok untuk permukaan halus, di mana radiasi inframerah dipantulkan dari permukaan sampel sebelum ditangkap oleh detektor. Teknik ini bermanfaat untuk menganalisis lapisan tipis atau pelapisan.
- Difusi Reflektan:Ketika sampel berbentuk serbuk atau memiliki permukaan kasar, difusi reflektan adalah pilihan terbaik. Mode ini mengukur radiasi yang dipantulkan secara difus dari permukaan sampel.