Proses KLT dimulai dengan mengaplikasikan sampel yang akan dianalisis ke permukaan lapisan tipis, biasanya dalam bentuk titik atau garis tipis. Setelah itu, lapisan tipis tersebut dibiarkan bergerak dalam suatu pelarut yang bersifat migrasi (fase gerak) melalui suatu wadah tertutup (biasanya dalam wadah kromatografi). Wadah tersebut kemudian dibiarkan terbuka di bagian atas untuk memungkinkan penguapan pelarut.Â
Selama pelarut bergerak melalui lapisan tipis, komponen-komponen dalam sampel akan berinteraksi dengan fase diam (silika atau alumina) dan fase gerak (pelarut). Komponen-komponen yang memiliki afinitas yang lebih tinggi dengan fase gerak akan bergerak lebih cepat melalui lapisan tipis, sementara yang memiliki afinitas yang lebih tinggi dengan fase diam akan bergerak lebih lambat.Akibatnya, komponen-komponen dalam sampel terpisah satu sama lain berdasarkan perbedaan laju migrasi mereka. Setelah pemisahan selesai, lapisan tipis biasanya diambil dan dikeringkan. Komponen-komponen yang terpisah kemudian dapat diidentifikasi dengan cara yang sesuai, seperti dengan menggunakan reagen pereaksi atau detektor khusus.Â
Kromatografi lapis tipis digunakan dalam berbagai aplikasi di berbagai bidang, termasuk analisis forensik, pengujian obat-obatan, pemurnian senyawa organik, dan identifikasi senyawa kimia dalam sampel kompleks. Keunggulan KLT antara lain adalah biaya yang relatif rendah, waktu analisis yang cepat, dan kemampuan untuk memisahkan senyawa-senyawa yang berbeda dengan baik. Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H