Mohon tunggu...
Eleksio Pattiasina
Eleksio Pattiasina Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Life is Short

Berbagi selama hidup di dunia dan berkarya selama masih bisa menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

500 Hari Novel Diserang dan Oposisi Menyerang

2 November 2018   08:54 Diperbarui: 2 November 2018   09:33 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, yang mengalami teror pada 11 April 2017, usai salat subuh Novel disiram air keras oleh orang tak dikenal, akibatnya matanya mengalami kerusakan.

Hingga kini, kasus Novel belum tuntas karena pelaku utamanya belum ditemukan. Sebelumnya pihak kepolisian sudah merilis sketsa wajah terduga pelaku pada 24 November 2017, dan telah menyebarkan ke masyarakat untuk membantu proses pencarian yang dilakukan kepolisian.

500 Hari Berlalu

Novel Baswedan berbicara tentang 500 hari kasusnya yang belum terungkap, di Gedung Penunjang KPK, Kamis (1/11/2018). (Kompas.com/Jessi Carina)
Novel Baswedan berbicara tentang 500 hari kasusnya yang belum terungkap, di Gedung Penunjang KPK, Kamis (1/11/2018). (Kompas.com/Jessi Carina)
Sudah 500 hari berlalu, tepat 1 November 2018, tidak ada tanda-tanda ditemukannya terduga pelaku penyerangan tersebut. Karena itu, KPK membuka ruang diskusi bersama Novel Baswedan pada hari Kamis 1 November 2018 dengan tema "Kami Dibiarkan Buta, Presiden Kemana?." 

Menurut dugaan Novel bahwa pihak kepolisian belum berani mengungkap kasus yang menimpa dirinya, Novel berkata dalam acara tersebut "Saya pikir kalau pimpinan Polri takut mengungkap, itu ada wajarnya karena pimpinan Polri bisa diintervensi oleh politik dan lain-lain."

Novel menegaskan bahwa "kasusnya ini sengaja tidak diungkap, kalaupun diproses, Novel menduga kuat itu merupakan proses formalitas." Dalam hal ini, Novel mempertanyakan ketegasan Presiden dalam mengungkap kasus ini. Menurut Novel, "Presiden yang paling bisa diharapkan dan yang memimpin bangsa ini." Itulah yang menjadi ungkapan dan harapan Novel dalam kasus yang menimpa dirinya.

Isu Favorit Menjelang Pilpres 2019

Kini, kasus yang dialami pria berusia 41 tahun itu menjadi salah satu isu favorit dalam pertarungan politik menjelang pilpres 2019.

Di satu sisi, pihak petahana menyatakan bahwa kepolisian sudah bekerja maksimal dan terus melakukan upaya pencarian terduga pelaku. Namun, kelemahannya bahwa petahana tidak menjadikan kasus ini sebagai prioritas dengan membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF). Entah apakah memang kasus ini sengaja belum diungkap ke publik ataukah ada strategi politik lain yang sedang dimainkan oleh petahana dalam kasus Novel Baswedan ini.

Ketika kasus ini terus berlarut dan belum ditemukan titik terangnya, maka lawan politik (oposisi) menjadikannya sebagai momentum untuk menyerang kelemahan petahana. Pihak oposisi 'menangkap bola' yang sedang terlepas ini, yakni dengan melancarkan serangan-serangan yang berbau politis kepada petahana, khususnya kepada presiden yang tidak tegas menuntaskan kasus ini. Selain itu, pihak oposisi tidak segan untuk menyelesaikan kasus yang dialami oleh Novel Baswedan dalam waktu singkat.

Pihak oposisi sudah menyatakan bahwa ketika pasangan Prabowo-Sandi terpilih menjadi Presiden 2019-2024, maka mereka akan segera menuntaskan kasus Novel Baswedan hanya dalam jangka waktu tiga bulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun