Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, yang mengalami teror pada 11 April 2017, usai salat subuh Novel disiram air keras oleh orang tak dikenal, akibatnya matanya mengalami kerusakan.
Hingga kini, kasus Novel belum tuntas karena pelaku utamanya belum ditemukan. Sebelumnya pihak kepolisian sudah merilis sketsa wajah terduga pelaku pada 24 November 2017, dan telah menyebarkan ke masyarakat untuk membantu proses pencarian yang dilakukan kepolisian.
500 Hari Berlalu
Menurut dugaan Novel bahwa pihak kepolisian belum berani mengungkap kasus yang menimpa dirinya, Novel berkata dalam acara tersebut "Saya pikir kalau pimpinan Polri takut mengungkap, itu ada wajarnya karena pimpinan Polri bisa diintervensi oleh politik dan lain-lain."
Novel menegaskan bahwa "kasusnya ini sengaja tidak diungkap, kalaupun diproses, Novel menduga kuat itu merupakan proses formalitas." Dalam hal ini, Novel mempertanyakan ketegasan Presiden dalam mengungkap kasus ini. Menurut Novel, "Presiden yang paling bisa diharapkan dan yang memimpin bangsa ini." Itulah yang menjadi ungkapan dan harapan Novel dalam kasus yang menimpa dirinya.
Isu Favorit Menjelang Pilpres 2019
Kini, kasus yang dialami pria berusia 41 tahun itu menjadi salah satu isu favorit dalam pertarungan politik menjelang pilpres 2019.
Di satu sisi, pihak petahana menyatakan bahwa kepolisian sudah bekerja maksimal dan terus melakukan upaya pencarian terduga pelaku. Namun, kelemahannya bahwa petahana tidak menjadikan kasus ini sebagai prioritas dengan membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF). Entah apakah memang kasus ini sengaja belum diungkap ke publik ataukah ada strategi politik lain yang sedang dimainkan oleh petahana dalam kasus Novel Baswedan ini.
Ketika kasus ini terus berlarut dan belum ditemukan titik terangnya, maka lawan politik (oposisi) menjadikannya sebagai momentum untuk menyerang kelemahan petahana. Pihak oposisi 'menangkap bola' yang sedang terlepas ini, yakni dengan melancarkan serangan-serangan yang berbau politis kepada petahana, khususnya kepada presiden yang tidak tegas menuntaskan kasus ini. Selain itu, pihak oposisi tidak segan untuk menyelesaikan kasus yang dialami oleh Novel Baswedan dalam waktu singkat.
Pihak oposisi sudah menyatakan bahwa ketika pasangan Prabowo-Sandi terpilih menjadi Presiden 2019-2024, maka mereka akan segera menuntaskan kasus Novel Baswedan hanya dalam jangka waktu tiga bulan.
Tidak Sekedar Janji
Novel pernah mengingatkan "politisi agar tidak sekedar mengumbar janji dalam menangani kasusnya, karena konteksnya bukan sekedar janji untuk Novel, tetapi lebih berpihak kepada penegak hukum dan peduli terhadap pemberantasan korupsi.Â
Bukan hanya pada dirinya." Karena ucapan-ucapan politik terkadang palsu dan menyesatkan, apalagi ketika sudah terpilih, banyak politikus yang langsung lupa ingatan dengan janji politiknya.
Peringatan Lima Ratus Hari Novel: Tugas Bersama
Lima ratus hari berlalu, kasus Novel belum berlalu. Hari peringatan 500 hari ini sebagai bahan koreksi dan evaluasi kepada Pemerintah Republik Indonesia yang menjunjung tinggi sila kelima pancasila, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Khususnya dalam membela dan melindungi KPK ketika sedang memperjuangkan keadilan dan kebenaran di Negara ini.
Belum ada kata terlambat. Ketika Pemerintah RI berkomitmen dan tegas dalam menangani kasus yang dialami Novel Baswedan, maka kasus ini akan terungkap seterang-terangnya.Â
Kasus ini bukan soal pihak mana yang mampu menyelesaikan dengan cepat atau lambat, namun ini adalah tugas kita bersama sebagai rakyat Indonesia dalam memperjuangkan keadilan dan kebenaran di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sumber:
Novel Baswedan: Kalau Presiden Takut Mengungkap, Saya Sangat Sedih Â
Novel Baswedan Akan Tagih Janji Prabowo Tuntaskan Kasusnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H