Mohon tunggu...
Ageldon
Ageldon Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Kesiapan Infrakstruktur Indonesia dalam Pengimplementasian Jaringan 5G

3 Desember 2021   13:10 Diperbarui: 15 Desember 2021   12:59 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abstrak: Jaringan 5G merupakan jaringan generasi terbaru yang sudah menjadi fokus utama di beberapa negara, termasuk Indonesia. Kesiapan infrastruktur diperlukan  dalam mengimplementasi jaringan 5G yang memiliki manfaat di berbagai bidang seperti IoT, mobil swakemudi, dan robotik. 

Pengimplementasian jaringan 5G menjadi tantangan yang besar di berbagai negara termasuk Indonesia, dimana diperlukan infrastruktur yang kompleks dan juga adanya regulasi dalam mengontrol pemanfaatan jaringan 5G di Indonesia agar tidak terjadi penyalahgunaan teknologi. 

Sasaran utamanya adalah mengembangkan infrastruktur teknologi jaringan yang ada di Indonesia dan membentuk regulasi yang dapat mengatur masyarakat. Kesiapan infrastruktur  Indonesia dalam teknologi jaringan 5G masih dalam tahap awal dimana ditandai dengan pembangunan Palapa Ring yaitu sebuah proyek besar yang dapat mendukung pengimplementasian jaringan 5G di Indonesia. 

Kata Kunci: jaringan 5G, infrastruktur, implementasi jaringan

 

Pendahuluan

Perkembangan teknologi seluler di Indonesia saat ini tergolong tertinggal dibandingkan dengan negara lain. Indonesia saat ini telah menerapkan jaringan 4G yang masih memiliki beberapa masalah yang berkaitan dengan kecepatan akses data dan perihal masalah lainnya yang sulit diselesaikan dengan teknologi 4G. 

Dengan adanya masalah-masalah tersebut akhirnya memicu adanya penelitian terhadap jaringan generasi kelima yang diharapkan bisa menyelesaikan masalah-masalah saat ini. 

Saat ini sudah ada negara yang mulai mengkaji kemungkinan pengimplementasian jaringan 5G. Maka dari itu, Indonesia tidak boleh tertinggal dan harus mengambil langkah secepatnya untuk menyiapkan infrastruktur yang ada guna menunjang pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Untuk mengejar negara-negara yang telah mengkaji tentang penerapan teknologi 5G, Indonesia perlu memetakan kebutuhan-kebutuhan untuk mengimplementasi teknologi 5G. Dengan pemetaan kebutuhan tersebut, Indonesia memiliki persiapan yang matang di saat memulai pemerataan teknologi 5G nantinya. 

Sebagaimana yang disampaikan oleh (Admaja, 2015) bahwa  "Terkait dengan masalah teknologi, dapat dipastikan bahwa Indonesia akan kalah bersaing dengan negara yang telah maju apabila riset baru memulai dari sekarang tetapi apabila hal tersebut dikaitkan dengan kondisi spesifik (unik) di Indonesia maka dapat menjadi masukan dalam forum internasional, dimana negara yang memiliki kondisi yang menyerupai dapat mengadopsi kebijakan yang disusun oleh Indonesia". 

Mengutip dari kominfo,go,id sejak Mei 2021, layanan komersial jaringan telekomunikasi 5G telah hadir di 9 kota atau wilayah aglomerasi yang ada di Indonesia, yaitu (1) Denpasar; (2) Medan; (3) Batam; (4) Balikpapan; (5) Surabaya; (6) Bandung; (7) Makassar; (8) Jabodetabek; dan (9) Surakarta. Hal ini menandakan Indonesia telah siap untuk memulai implementasi jaringan 5G di beberapa kota besar. Ini merupakan langkah awal yang baik untuk pemerataan jaringan 5G ke seluruh wilayah Indonesia kedepannya.

Jaringan 5G memiliki berbagai macam kelebihan dibandingkan generasi sebelumnya. Dapat dilihat dari beberapa negara yang telah menerapkan jaringan 5G memiliki kualitas jaringan lebih baik daripada negara yang belum mengimplementasikan 5G. 

Akan tetapi, pemerataan implementasi jaringan 5G akan sulit direalisasikan di Indonesia yang bahkan sampai saat ini belum mencapai pemerataan jaringan 4G. Masih banyak daerah pelosok Indonesia yang bahkan belum memiliki akses listrik yang merupakan salah satu infrastruktur penting dalam pengadaan jaringan. 

Jaringan 5G tergolong jaringan yang baru yang menjadi salah satu penyebab kurangnya kesiapan Indonesia dalam mengimplementasi jaringan 5G. 

Dengan diterapkannya jaringan 5G di Indonesia tentunya akan meningkatkan efektivitas di berbagai sektor industri. Hal ini membuat infrastruktur jaringan yang ada di Indonesia harus diberi perhatian khusus untuk mempercepat penerapan 5G, misalnya dengan membuat rencana pembangunan untuk beberapa tahun kedepan agar dapat infrastruktur jaringan yang lebih baik.

Peningkatan ke teknologi generasi kelima merupakan hal yang harus dilakukan Indonesia untuk meningkatkan sektor perindustriannya. Selain dapat meningkatkan sektor industri di Indonesia, teknologi 5G tentunya juga meningkatkan kualitas jaringan yang ada di Indonesia yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Maka dari itu, perlu diadakan kajian lanjutan tentang infrastruktur jaringan yang ada di Indonesia. 

Dengan kajian lanjutan, diharapkan agar teknologi 5G bisa diterapkan secara merata dalam waktu dekat yang nantinya akan sangat menguntungkan Indonesia.

Berdasarkan uraian diatas, artikel ini akan membahas beberapa hal berikut: (1) Apa itu jaringan 5G; dan (2) Bagaimana kesiapan infrastruktur Indonesia dalam pengimplementasian jaringan 5G. 

Adapun tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk menjelaskan tentang jaringan 5G dan sejarah singkat perkembangan jaringan. Selain itu, penjelasan tentang kesiapan Indonesia dalam pengimplementasian jaringan 5G secara merata juga akan dideskripsikan di artikel ini.

 

 

JARINGAN 5G

Jaringan seluler merupakan jaringan komunikasi yang bersifat  nirkabel yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kapasitas penggunaan perangkat seluler serta berfungsi untuk mengirim atau menerima suatu data. Jaringan seluler terus berkembang dikarenakan tuntutan zaman hingga akhirnya menggantikan penggunaan transmitter dan receiver berdaya tinggi yang sering digunakan pada radio komersial. S

istem yang diterapkan pada jaringan seluler merupakan sebuah sistem yang menggunakan daya rendah yang membuatnya menjadi lebih efektif. Perangkat-perangkat yang berperan dalam jaringan seluler akan memiliki antena tersendiri yang menggunakan daya yang cukup rendah dan semua perangkat tersebut saling terhubung satu sama lain. 

Seiring perkembangan jaman jaringan ini semakin dibutuhkan oleh manusia dalam membantu aktivitas sehari-hari yang menyebabkan jaringan terus berkembang. 

Awal kemunculan jaringan seluler berupa teknologi generasi pertama (1G) yang masih menggunakan sistem analog. Pada tahun 1991 mulai dikembangkan teknologi 2G yang mulai menggunakan sistem digital dan mampu memberikan layanan tidak hanya suara, tetapi juga data. 

Perkembangan teknologi tersebut kemudian disusul oleh 3G, 4G, dan saat ini di berbagai negara seperti Qatar, Amerika Serikat (AS), China, Korea Selatan, Jepang, Swiss, Inggris, Italia, Australia, Kuwait, dan Filipina telah diimplementasikan teknologi seluler 5G (Lufianawati & Wicaksana, 2020). 

Teknologi 5G ini dapat mengintegrasikan beberapa teknologi komunikasi nirkabel dengan layanan-layanan yang ada di dalamnya serta memiliki kemampuan untuk menyediakan jaringan internet kapanpun dan dimanapun kita berada. 

Jaringan 5G juga menawarkan internet nirkabel yang lebih cepat dengan kecepatan hingga 20 kali lebih cepat dari generasi sebelumnya yang nantinya akan dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Berdasarkan Yuniarto. T (2019:1) Dengan koneksi 5G, kecepatan internet bisa mencapai 4 Gigabits per second. 

Kecepatan itu setara 500 Megabytes per second yang membuat pengguna bisa mengunduh game berkapasitas 50 GB dalam waktu kurang dari 2 menit. Pengguna juga bisa mengunduh film beresolusi 4K 100GB kurang dari empat menit. Dengan kecepatan tersebut jelas akses ke berbagai hal di internet akan menjadi lebih mudah. 

Berbeda dengan teknologi seluler sebelumnya, tujuan utama teknologi 5G adalah untuk memenuhi layanan komunikasi bergerak serta memberikan dukungan teknologi pada sektor ekonomi dan industri. Teknologi 5G akan menciptakan sebuah kondisi dimana konektivitas nirkabel berubah dari sesuatu hal yang memberikan nilai tambah menjadi sesuatu yang harus ada pada sektor industri. 

Kebutuhan pada teknologi nirkabel ini digunakan untuk mengumpulkan data dan membentuk sebuah analisis (Mustakim H.U, 2019:26). Dari analisis tersebut dapat dilihat bahwa teknologi 5G nantinya akan memiliki peran penting dalam perkembangan industri.

Jaringan 5G juga akan berperan penting dalam meningkatkan efektivitas dalam pengembangan di bidang internet of things (ioT), mobil swakemudi yang menggunakan teknologi AI, serta bidang robotik. 

Teknologi 5G juga membuat perkembangan robotik menjadi lebih maksimal yang nantinya dapat digunakanan pada industri manufaktur maupun industri pelayanan lainnya. Seperti halnya yang disampaikan oleh Yuniarto. T (2019:2) Bagian terpenting dari koneksi 5G adalah kemampuannya dalam menghadirkan VR dan Artificial Intelligence atau AI (kecerdasan buatan) yang lebih baik, menghubungkan mesin ke mesin, dan membawa Internet of Things (IoT) atau benda-benda yang terkoneksi ke dalam jejaring internet ke tahap selanjutnya.

 

 

KESIAPAN INFRASTRUKTUR INDONESIA

Kesiapan Indonesia dalam mengadopsi jaringan seluler generasi kelima (5G) sudah dipersiapkan sejak tahun 2015 dengan membentuk lembaga khusus yang bertajuk "Indonesia 5G Forum". Selain itu, Indonesia juga telah memiliki sebuah proyek yang bernama palapa ring yang berguna dalam penyebaran jaringan menggunakan fiber optik. 

Seperti yang disampaikan oleh Admaja (2015:114) Jaringan backhaul yang paling dimungkinkan dalam penerapan teknologi 5G saat ini adalah dengan menggunakan jaringan fiber optik dimana saat ini penerapan penggelaran jaringan fiber dilapangan memiliki beberapa kendala. 

Tetapi berbagai permasalahan terkait backhauling tersebut dapat diatasi dengan meregulasikan bahwa meletakkan fiber maupun antena merupakan bagian dari public service obligation sehingga terdapat kemudahan pengembangan infrastruktur dan tidak akan ada penolakan dari berbagai pihak maupun biaya investasi tinggi.

Pengimplementasian jaringan 5G terhadap ekonomi dan perindustrian di Indonesia tentu saja memerlukan infrastruktur yang memadai. Ketersedian infrastruktur inilah yang menjadi tantangan terbesar bagi Indonesia dalam mengimplementasikan jaringan 5G di bidang ekonomi dan perindustrian. 

Pemerintah Indonesia tentunya telah memiliki solusi untuk masalah tersebut yaitu dengan melaksanakan proyek pembangunan Palapa Ring atau yang memiliki istilah Tol Langit yang merupakan suatu proyek pembangunan jaringan fiber optik berskala nasional yang meliputi 34 provinsi di seluruh Indonesia dengan total kabel fiber optik sepanjang 57.087 kilometer yang terbagi menjadi kabel laut sepanjang 35.280 kilometer, dan kabel di daratan sepanjang 21.807 kilometer. Admaja (2015:110) menyampaikan bahwa ketersedian infrastruktur jaringan yang baik akan mendorong percepatan perkembangan teknologi 5G. Apabila palapa ring telah selesai maka hal ini dapat menjadi solusi untuk mendorong kemudahan penggelaran smallcells, selain itu ketersedian jaringan ini akan menurunkan biaya akses dan meningkatkan konektivitas.

Dengan dibangunnya Palapa Ring, para operator seluler akan bisa menarik kabel dari Palapa Ring ke BTS atau yang biasa disebut base transceiver station. Pemerintah juga memiliki program lain untuk membangun sejumlah 5.000 BTS  tower di daerah 3T(tertinggal, terdepan, dan terluar) Indonesia.

 Dengan pembangunan BTS tower tersebut rakyat di daerah 3T juga akan bisa merasakan manfaat dari teknologi 5G nantinya. Walaupun kedua program tersebut tidak secara spesifik ditujukan untuk implementasi jaringan 5G, namun dengan program-program tersebut Indonesia sudah memiliki persiapan awal untuk menyambut kedatangan jaringan generasi terbaru yaitu jaringan 5G.

 Jaringan 5G diharapkan bisa beroperasi dengan baik menggunakan kabel fiber optik dari palapa ring sehingga program palapa ring akan berguna untuk pengembangan jaringan di Indonesia kedepannya.

Selain persiapan yang telah disebutkan diatas pemerintah Indonesia juga menyiapkan beberapa frekuensi jaringan untuk menyambut masuknya jaringan 5G di Indonesia yang akan digunakan dalam pengimplementasian jaringan 5G. Menurut (Lufianawati & Wicaksana, 2020) Ada 3 opsi layer frekuensi yang dipersiapkan pemerintah yaitu upper band, middle band, dan lower band. 

Yang termasuk kandidat upper band adalah frekuensi 26 GHz. Middle band dan lower band masing-masing memiliki 2 kandidat frekuensi yaitu 2,6 GHz dan 3,5 GHz untuk middle band serta 700 MHz dan 800 MHz untuk lower band.  

Kesiapan regulasi juga diperlukan terkait pengimplementasian teknologi 5G. Regulasi tentang implementasi jaringan 5G di Indonesia saat ini masih berada di tahap diskusi dengan berbagai pihak. 

Dengan adanya regulasi dapat menghindari terjadinya penyalahgunaan teknologi oleh masyarakat, karena jaringan 5G akan menyebabkan dampak sosial yang lebih kompleks daripada jaringan 4G. Oleh sebab itu perlu persiapan yang matang dalam pembentukan regulasi yang tepat. Pemerintah Indonesia telah membentuk lembaga Indonesia 5G Forum yang diharapkan dapat menjadi wadah dalam perumusan regulasi jaringan 5G di Indonesia.

PENUTUP

Jaringan telah berkembang menjadi lebih baik dan juga bermanfaat di berbagai aspek kehidupan. Tentu saja dengan adanya perkembangan berarti terdapat layanan serta peran baru dari jaringan tersebut. Peran dari jaringan 5G adalah berperan dalam pengembangan teknologi IoT (internet of things), teknologi mobil swakemudi, teknologi AI (artificial intelligence), dan teknologi robotik. 

Dimana dengan adanya jaringan 5G maka perkembangan teknologi akan semakin meluas serta semakin berkembang. Dalam hal ini perlu upaya lebih agar dapat mengadopsi jaringan 5G di Indonesia yang dapat menunjang perkembangan teknologi yang akan berdampak pada perekonomian di Indonesia.

Upaya dalam pengimplementasian jaringan 5G dapat dilakukan dengan cara membangun dan meningkatkan infrastruktur teknologi jaringan di Indonesia. Dalam beberapa penelitian menunjukan bahwa dengan adanya ketersedian infrastruktur yang baik akan menjadi pengaruh yang besar dalam mempercepat dan meningkatkan perkembangan untuk mengadopsi jaringan 5G. 

Selain infrastruktur di bidang teknologi, juga dibutuhkan persiapan tentang adanya regulasi, karena menurut penelitian disebutkan bahwa ada kemungkinan dampak sosial dari jaringan 5G yang lebih kompleks dari jaringan 4G, sehingga dibutuhkan regulasi yang ketat untuk mengontrol perilaku masyarakat dalam penggunaan teknologi tersebut. 

Namun begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa untuk mengimplementasikan jaringan 5G di Indonesia saat ini masih perlu banyak persiapan, seperti infrastruktur karena seperti yang kita tahu bahwa jaringan 4G sampai saat ini masih belum tersebar secara merata, dan juga regulasi yang belum matang serta Indonesia masih di tahap awal penerapan 5G.

 

DAFTAR RUJUKAN


Admaja, A.F.S., 2015. Kajian Awal 5G Indonesia [5G Indonesia Early Preview]. Buletin Pos dan Telekomunikasi, 13(2), pp.97-114.

 

Lufianawati, D.E.T. and Wicaksana, C.A., 2020. Analisis Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi Teknologi 5G. Setrum: Sistem Kendali Tenaga elektronika telekomunikasi komputer, 9(1), pp.17-23.

 

Yuniarto, T., 2019. Masa Depan Jaringan 5G dan Perilaku Komunikasi Digital. Warta Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, 2(01), pp.1-7.

 

Mustakim, H.U., 2019. Tantangan Implementasi 5G di Indonesia. INTEGER: Journal of Information Technology, 4(2).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun