Merdeka belajar adalah program yang diluncurkan oleh Kemeterian Pendiidkan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim, yang bertujuan untuk membantu guru dan siswa dalam menghadapi tantangan pendidikan di era digital dan mendorong kemandirian belajar bagi siswa di seluruh Indonesia. Merdeka Belajar dapat diartikan sebagai kebebasan belajar, yaitu kebebasan siswa untuk memilih jenis pembelajaran yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.
Menilik dari konsep belajar merdeka menurut Ki Hajar Dewantara adalah :
1. Ing Ngarso Song Tuladha (didepan menjadi teladan)
Guru adalah orang terdepan yang patut diteladani, ia harus memberikan teladan atau contoh yang baik agar peserta didik dapat mencapai keberhasilan dalam proses belajar.
2. Ing Madian Mangun Karso ( ditengah memberikan semangat)
guru mempunyai peran penting untuk menciptakan ide dalam proses pembelajaran. Guru dapat memfasilitasi beragam metode serta strategi agar tujuan pembelajaran berhasil dicapai.
3. Tut Wuri Handayani ( dibelakang memberikan dorongan )
seorang pendidik harus berada di belakang siswa untuk memberi dorongan atau arah. Karena Guru adalah teladan bagi peserta didik untuk bersikap positif, selalu berusaha lebih keras untuk mencapai tujuan.
Dari ketiga konsep tersebut dapat disimpulkan bahwasannya, guru berperan penting dalam mencapai pendidikan yang ideal. Pengajaran yang berkualitas adalah cara untuk mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu guru harus mempersiapkan siswa yang tangguh, cerdas, kreatif, dan memiliki karakter yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila.
Untuk membangun karakter yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila, maka merdeka budaya sangat diperlukan dalam proses kegiatan belajar peserta didik. Mengapa demikian?
Merdeka budaya berarti mengembangkan pembentukan karakter peserta didik yang mencerminkan karakter masyarakat Indonesia seperti kerja sama, toleransi, kejujuran, dan semangat gotong royong.
Budaya memengaruhi cara kita melihat dunia, melihat keberagaman masyarakat, dan berkomunikasi satu sama lain. Budaya juga menjadi bagian dari pengaruh proses pembelajaran. Oleh karena itu, budaya sangat menentukan gaya belajar dan mengajar.
Merdeka berbudaya adalah suatu pendekatan dimana proses belajar mengajar terjadi berdasarkan nilai karakter bangsa, norma, kepercayaan, dan praktik dalam menghadapi tantangan globalisasi.
Dari kedua kebijakan tersebut, merdeka belajar dan merdeka berbudaya menjadi dasar penunjang ekonomi kreatif lho! Kok bisa?
Permasalahan perekonomian dapat menghambat terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Â Permasalahan tersebut salah satunya adalah pengangguran. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pengangguran Indonesia menembus 8,42 juta orang pada Agustus 2022. Pengangguran dapat terjadi karena minimnya sumber daya manusia yang berkualitas. Secara teori, pengangguran dapat diatasi dengan ekonomi kreatif. Sebab ekonomi kreatif mampu menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan, menurunkan tingkat kesenjangan sosial, dan mendorong pembaruan teknologi.
Menurut Departemen Perdagangan Republik Indonesia (2008), ekonomi kreatif merupakan upaya pembangunan ekonomi secara berkelanjutan melalui kreativitas dengan iklim perekonomian yang berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya yang terbarukan. Namun, didalam ekonomi kreatif tidak hanya ada pemanfaatan sumber daya yang terbarukan, tetapi juga ada yang tak terbatas yakni ide, bakat dan kreativitas.
Pengembangan ekonomi kreatif berfokus pada pemberdayaan SDM. Ekonomi kreatif mendorong masyarakat menjadi wirausahawan baru yang sukses sehingga menciptakan banyak lapangan kerja baru yang menyerap begitu membludaknya jumlah pengangguran di Indonesia. Sebagai objek penggerak, sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan dalam pengembangan ekonomi kreatif. Oleh karena itu, dengan adanya merdeka belajar dan merdeka budaya ini, diharapkan mampu melahirkan generasi-generasi muda yang cerdas, kreatif, dan inovatif.
Merdeka belajar mengambil tanggung jawab untuk membangun dan melakukan pembelajaran, serta memantau kemajuan demi menuju pencapaian pembelajaran siswa. Merdeka Belajar juga membekali siswa dengan soft skill yang akan membantu mereka menjadi lebih maju dibidang lain dalam kehidupan mereka.
Bersamaan dengan merdeka belajar, merdeka berbudaya juga harus diterapkan disekolah karena dengan merdeka berbudaya para siswa dapat lebih berkembang di dunia yang beragam dan eksponensial ini.
Mengembangkan sumber daya manusia dapat dilakukan  dengan program  merdeka belajar dan merdeka berbudaya sebab hal ini diharapkan mampu merealisasikan ide-ide kreatif, memanfaatkan bakat, keterampilan dan kreativitas yang mereka miliki. Apabila kedua kebijakan itu berhasil melahirkan sumber daya manusia yang baik, maka akan mudah dalam pelaksanaan peningkatan ekonomi kreatif.
Lalu bagaimana cara untuk mencapai tujuan yang ambisius ini?
1. Membentuk pendidikan karakter disekolah
Kita hidup dilingkungan yang terus berubah, meskipun tidak langsung menyadari perubahannya. Pertumbuhan dan perkembangan sumber daya manusia dapat terjadi dimana saja salah satunya sekolah. Pengembangan itu tidak pernah benar-benar berhenti, terutama bagi orang-orang dilingkungan sekolah yang terus berubah.
Sebagai tempat kedua setelah rumah, sekolah adalah tempat untuk mendidik anak menjadi manusia yang lebih baik lagi hal tersebut dapat dilakukan dengan penanaman pendidikan karakter.
Pendidkan karakter adalah suatu proses pembelajaran yang dimana masyarakat sekolah  dapat memahami, peduli dan bertindak berdasarkan nilai-nilai pancasila atau nilai-nilai yang sudah ditetapkan dimasyarakat.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberi rasa hormat (Membiasakan 5 S, senyum, sapa, salam, sopan dan santun), bertindak adil, mematuhi norma yang berlaku di masyarakat, serta dapat bertanggung jawab untuk diri sendiri dan orang lain. Keempat hal tersebut membuat hubungan positif antara guru dan murid.
2. Mendukung kemajuan IPTEK
Era digitalisas telah berkembang pesat disegala bidang kehidupan, salah satunya bidang pendidikan. Transformasi digital dalam pendidilan menjalankan peran penting dalam menyediakan pendidikan yang berkualitas. Generasi muda saat ini adalah digital native. Mereka cenderung menjadi Penggerak jejaringan yang hebat, yang secara signifikan meningkatkan peluang mereka untuk berhasil dalam hal yang mereka inginkan. Banyak sekolah yang masih tidak memperbolehkan siswa nya membawa gadget dengan alasan tidak dapat menggunakan gadget dengan baik dan benar. Toh, terkadang sekolah masih belum memberikan edukasi mengenai penggunaan gadget yang baik dan benar, bahkan masih ada sekolah yang belum pernah mengizinkan siswa membawa gadget disekolah. Lalu bagaimana sekolah bisa mengetahui bahwa gadget tidak digunakan dengan baik dan benar jika saja belum terlaksana kegiatan belajar dengan memanfaatkan gadget? Ada baiknya siswa diperbolehkan membawa gadget disekolah agar mendapatkan cakupan ilmu pengetahuan yang lebih luas.
Transformasi digital sangat membantu peningkatan belajar siswa dan guru karena lebih interaktif. Salah satu contoh transformasi digital dalam pendidikan adalah guru memberikan materi pembelajaran dengan video yang ditampilkan melalui layar LCD. Hal tersebut membuat siswa belajar mandiri sebab siswa akan lebih banyak memperhatikan dalam proses pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran yang dipersonalisasi memberikan sejumlah manfaat bagi siswa dan lembaga pendidikan. Ketika siswa diizinkan untuk belajar dengan cara yang paling sesuai dengan pendekatan pembelajaran mereka sendiri, itu membantu mereka  bergerak maju dalam pendidikan mereka.
3. Perkembangan Kurikulum
Sistem sekolah berjalan pada kurikulum tertentu dan tidak akan pernah bisa berjalan tanpa menyadari pentingnya kurikulum. Tanpa kurikulum yang tepat, sebuah sekolah tidak dapat berjalan dengan lancar. Karena tidak akan ada ide pasti tentang apa rencananya untuk mengajar siswa yang belajar di institusi tersebut.
pengembangan kurikulum adalah proses dinamis yang berkelanjutan dengan fokus pada keberhasilan individu siswa dan ruang lingkup yang cukup luas untuk mengakomodasi kemajuan ilmu pengetahuan dasar, dan teknologi, serta perubahan budaya, politik, dan lingkungan.
Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengatakan, kurikulum merdeka yang merupakan transformasi pembelajaran yang jauh lebih ringkas, sederhana dan fleksibel untuk menghadapi pendidikan pasca pandemi dan juga menghadapi situasi dunia yang terus berubah seiring dengan perkembangan zaman. Kurikulum merdeka memiliki 3 Opsi yakni:
-Kurikulum K 13 Â
Sekolah menggunakan kurikulum K13 apabila belum merasa nyaman melakukan perubahan.
-Kurikulum Darurat
Sekolah menggunakan kurikulum Darurat apabila melakukan transformasi tapi belum siap melakukan perubahan besar.
-Kurikulum Merdeka
Sekolah yang siap melakukan perubahan diperbolehkan menggunakan kurikulum merdeka.
4. Evaluasi Pendidikan
Evaluasi adalah proses yang berkesinambungan serta komprehensif. Evaluasi tidak hanya tes, pengukuran dan pemeriksaan, tapi melibatkan semua tugas pendidikan.
Evaluasi pendidikan terdiri dari tes standar yang mengevaluasi bakat akademik siswa dalam beberapa topik. Sebelum mengetahui kemana tujuan siswa, guru harus mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa dengan meminta siswa menuliskan dan memberitahukan tujuan yang jelas yang dapat menempuh tujuan siswa.
Evaluasi adalah cara yang tepat bagi guru untuk mengklasifikasikan siswa  dan membantu mereka dengan mengetahui kecerdasan, menentukan kemampuan, dan tingkat minat siswa.
Selain itu, dengan melakukan penilaian juga akan menunjukkan apakah seorang siswa tertinggal secara merata di setiap mata pelajaran, atau apakah hambatan khusus yang menghalangi siswa tersebut untuk tampil dikelas dalam mata pelajaran tertentu.
Seorang guru dapat meningkatkan kepribadian siswa dan belajar melalui evaluasi dan penilaian serta juga dapat mengetahui keefektifan pengajarannya. Hal tersebut akan membantu dalam meningkatkan proses belajar mengajar.
Merdeka belajar harus didorong dengan keempat hal tersebut agar terlepas dari belenggu sumber daya manusia yang masih rendah. Sumber daya manusia adalah proses berkelanjutan untuk memahami dan meningkatkan diri untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki. Sumber daya yang berpotensi tinggi sangat dibutuhkan dalam pengembangan ekonomi kreatif, sebab Indonesia memiliki begitu banyak kearifan lokal, keanekaragaman  dan juga bonus demografi yang merupakan kesempatan besar bagi generasi muda untuk menghasilkan kreativitas terutama dalam usaha ekonomi kreatif ini.
Oleh sebab itu, sebagai generasi muda kita harus lebih waspada dengan tantangan global. Sebab generasi muda adalah pendorong utama untuk memecahkan beberapa tantangan strategis dalam era globalisasi ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H