Membuat akun-akun palsu untuk mempermalukan atau melakukan penipuan atas nama korban.
Dampak Kekerasan Berbasis Gender Online :
* Kekerasan dan Pelecehan Berbasis Gender Online Dapat Berdampak Offline
Kita tidak bisa memisahkan kekerasan berbasis gender online dan offline. Ancaman dan pelecehan online tidak hanya berfungsi untuk membungkam korban, tetapi juga dapat berdampak pada keselamatan korban secara langsung atau offline. Hal ini terjadi karena kekerasan berbasis gender online merupakan manifestasi dari kekerasan offline tersebut.
* Kecemasam dan Ketakutan
Kecemasan dan ketakutan yang dialami oleh korban diperparah oleh kemungkinan yang sangat nyata dari bahaya fisik serta kerusakan mata pencaharian yang disebabkan oleh morphing eksplisit secara seksual dan kebohongan lainnya.
* Self-Censorship
Korban menyensor diri secara online maupun offline. Hal ini dilakukan karena takut atau bisa juga preferensi (sebenarnya atau yang dirasakan) orang lain dan tanpa tekanan terbuka dari pihak tertentu.
* Hilangnya Status Sosial
Kekerasan online berdampak pada reputasi seseorang (korban), misalnya dalam kasus yang melibatkan pornografi non-seksual.
Kekerasan berbasis gender yang terjadi secara online sama halnya dengan kekerasan berbasis gender offline. Contohnya ujaran kebencian, pencurian, dan kekerasan seksual berbasis gambar. Dari contoh tersebut, kekerasan berbasis gender online yang sering ditemukan adalah ujaran kebencian atau berkomentar buruk mengenai bagian tubuh terhadap foto/video yang diunggah.