Mantapnya Potensi Cuan Bertanding di Kompetisi AFC 2023 untuk Wakil Indonesia

AFC Champions League dan AFC Cup mungkin bukan kompetisi paling banyak menyedot perhatian suporter Indonesia. Persija melawan Persib mungkin lebih panas dibandingkan dengan Persija melawan Home United, Bali United melawan Persebaya juga terdengar lebih seru dibandingkan Bali United melawan Lee Man.

Namun, insentif finansial dari kejuaraan tersebut membuatnya menjadi kejuaraan yang tidak boleh dianggap spele dan perlu dimaksimalkan oleh setiap wakil Indonesia.

Siapa Saja Wakil Indonesia

Baca juga: Dari City sampai Bali United, Bagaimana Duit Anak Sultan, Rokok, dan Alkohol Mendanai Olahraga?

Bali United lolos mewakili Indonesia untuk bertanding di AFC Champions League. Tim Dewata akan menghadapi Lee Man asal Hong Kong di Preliminary Round. Apabila lolos, Serdadu Tridatu akan melaksanakan partai Play-off melawan raksasa Jepang, Urawa Red Diamonds untuk dapat mencapai Group  Stage.

Sementara Persija dan PSM makasar akan melakukan Play-Off, sebelum dapat masuk ke Group Stage Region Asean AFC Cup. Apabila lolos ke, group stage, maka tim tersebut akan berada dalam satu grup berisi 4 tim dari region Asean. 

Subsidi Besar Tanding di Asia 

Baca juga: Berlari dengan Sepatu yang Berbeda #3: Infrastruktur dan Finansial, Penyebab Kolapsnya Klub Indonesia Timur

Uang yang berpotensi didapatkan tiap tim yang berlaga di AFC Champions League adalah sebagai berikut:

Hadiah AFC Cup, dikutip dari https://www.sportingfree.com/football/afc-champions-league-prize-money/

Baca juga: Manajemen Kerumunan yang Buruk dan Pagar Stadion adalah Pembunuh Suporter

Sementara untuk AFC Cup adalah sebagai berikut:

Hadiah AFC Cup

Travel Subsidy diberikan ketika tim berlaga tandang. Sementara hadiah hanya diberikan apabila tim menang atau seri, tergantung pada fase kompetisi. Pendapatan tersebut adalah hak komersial yang diberikan oleh AFC, tanpa menghitung pendapatan dari tiket dan matchday income lainnya, maupun potensi bonus dari sponsor karena mencapai fase tertentu di kompetisi tersebut (apabila ada).

Asumsi dan Perhitungan

Jadwal ACL 2023 sumber: https://www.the-afc.com/en/more/afc_competitions/news/schedule_for_new_club_competitions%E2%80%99_seasons_confirmed.html

Penulis bukan ahli statistik atau pemantau liga Asia lain, namun mengalahkan juara bertahan asal negeri samurai, terasa berat bagi Serdadu Tridatu. Maka, dalam perhitungan ini kita asumsikan bahwa Bali United tidak lolos fase play-off ACL setelah menang melawan Lee Man.

Jadwal AFC Cup 2023 sumber: https://www.the-afc.com/en/more/afc_competitions/news/schedule_for_new_club_competitions%E2%80%99_seasons_confirmed.html

Sementara Dirut Ayam Kinantan dari Timur mengaku belum memikirkan AFC Cup, dan memilih fokus ke Liga 1. Maka penulis mengasumsikan langkah PSM Makassar akan terhenti di Group Stage setelah memenangkan satu play off. 

Pada sisi lain, kapten Macan Kemayoran punya target sangat ambisius berupa memenangkan region Asean. Karena bias The Jak Mania, penulis percaya dengan target tersebut dan menjadikan target tersebut sebagai dasar asumsi dalam perhitungan.

Berdasarkan asumsi tersebut, maka Bali United akan mendapatkan $80.000, atau Rp. 1.191.116.000 (satu miliar, seratus sembilan puluh satu juta, seratus enam belas ribu Rupiah) dari empat pertandingan. 

PSM Makassar akan mendapatkan $120.000, atau Rp.1.786.674.000 (satu miliar tujuh ratus delapan puluh enam juta enam ratus tujuh puluh empat ribu Rupiah) dari delapan pertandingan. 

Sementara, Persija akan mendapatkan $300.000, atau Rp.4.466.685.000 (empat miliar empat ratus enam puluh enam juta enam ratus delapan puluh lima ribu Rupiah) dari sepuluh pertandingan, karena knock out region Asean tidak dilakukan home-away.

Perbandingan dengan Liga 1

Pendapatan dari memenangkan AFC Cup regional memang tidak sebesar hak komersial Liga 1 yang mencapai 5.5 Miliar per musim. Namun, Liga 1 bergulir selama 34 pekan di mana tiap tim akan bermain sekitar 34 kali dalam satu musim. Sehingga setiap pertandingan akan memberikan hak komersial sebesar 167 Juta Rupiah per pertandingan.

Bandingkan dengan bermain sampai fase play off AFC Cup, tim akan mendapatkan sekitar 297 juta Rupiah per pertandingan.

Sementara mencapai fase knock out AFC Cup dapat memberikan pendapatan sekitar 264 juta Rupiah per pertandingan, adapun mencapai fase grup akan menghasilkan 223 juta Rupiah per pertandingan. Kalau bicara optimis dan ada tim Indonesia yang berhasil juara regional, angka tersebut akan naik menjadi sekitar 446 juta Rupiah per pertandingan.

Pada sisi lain, bermain pada level Asia akan menambah beban pemain. Sehingga kemampuan tim untuk merotasi pemain dapat menjadi kunci di tengah kesibukan kompetisi domestik, mengingat Piala Indonesia (dulu dikenal sebagai Copa Indonesia) diwacanakan akan kembali  digelar setelah lama vakum.

Nilai Tambah Lain dari Kejuaraan Asia

Pendapatan dari kejuaraan Asia tentu akan memberikan tunjangan finansial yang luar biasa bagi tim Indonesia. Terlebih, pada fase regional AFC Cup tim Indonesia akan menghadapi sesama tim Asia Tenggara yang biaya "Travel"-nya bisa jadi sama saja atau bahkan lebih murah dengan beberapa partai lintas pulau Indonesia. 

Tidak hanya itu bermain di level Asia juga menaikkan nilai jual tim bagi sponsor, mengingat penonton tim tersebut tidak lagi terbatas di level domestik. Pengalaman bermain di Asia juga akan menempa pemain lokal yang akan bermain di Timnas. Bagi tim, kompetisi Asia juga dapat menjadi daya tarik bagi pemain yang akan direkrut. 

Semoga saja wakil Indonesia dapat berprestasi di level Asia.