Maka, tidak ada pilihan lain selain mencuri-curi panggung dengan membuat pernyataan-pernyataan yang kontroversial. Padahal, mestinya Partai Demokrat fokus aja selesaikan masalah internal partai terlebih dahulu, ketimbang sibuk mengurusi masalah orang lain.Â
Bicara soal Gibran yang sekarang menjadi wali kota Solo, pastinya memiliki hasrat politik lebih tinggi. Misal menjadi gubernur atau presiden. Hampir mustahil, kalau cukup puas dengan jabatan wali kota saja. Namun begitu, jadi tidaknya Gibran mencalonkan diri di Pilgub DKI, jelas bakal tergantung kinerjanya di Kota dan konstalasi politik.Â
Jadi, rasanya kecurigaan Irwan dan Partai Demokrat agak berlebihan bila mengaitkan pilkada 2024 dengan keinginan Jokowi untuk mendorong Gibran bisa mencalonkan diri di pilkada DKI. Sekuat-kuatnya keinginan Jokowi, bila konstalasi politik tidak memungkinkan. Misal ada calon lain yang sukar ditandingi, partai politik kurang mendukung dan kinerja Gibran di Kota Solo tidak sesuai harapan. Maka percuma saja dicalonkan.Â
Sekali lagi, daripada jauh berpikir yang belum tentu, Partai Demokrat mending fokus ke internal. Ibarat sebuah kapal bocor, saat ini Partai Demokrat terancam karam, sehingga memerlukan Nahkoda tangguh dan menambal kebocoran di sana-sini. Bagi penulis, hal tersebut bakal jauh lebih menghasilkan daripada malah sibuk mencurigai pihak lain dengan politik sapu jagat-nya. Sapu sana sapu sini, komentar sana komentar sini tanpa ada hasil. Begitulah kira-kira.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H