Betul, permohonan mundur pada Anies ini telah bisa dinetralisir oleh para petinggi Partai Gerindra. Salah satunya datang dari Ketua Majelis Kehormatan, Habiburokhman. Menurutnya statement Ali tidak mewakili suara partai. Hal tersebut murni suara pribadi. Untuk itu, pengurus DPP Partai Demokrat telah memberikan sanksi teguran terhadap Ali.Â
Dari pernyataan Habiburokhman, boleh jadi kisruh yang terjadi telah clear. Setidaknya posisi Anies masih tetap aman sebagai Gubernur DKI Jakarta. Namun begitu, mungkin Anies masih belum percaya 100 persen. Dia merasa perlu menemui langsung Prabowo Subianto sebagai pimpinan tertinggi Partai Gerindra.Â
Dalam hal ini, boleh jadi Anies meminta Prabowo bisa memberikan jaminan agar sikap Gerindra masih benar-benar mendukungnya. Paling tidak hingga masa jabatannya habis.Â
Bagi Anies, sangat penting jabatannya aman hingga akhir masa tugas, lantaran hal tersebut bakal mempengaruhi perjalanan karir politiknya ke depan. Bila Anies harus mundur, bisa dipastikan karirnya tamat. Sebaliknya bila aman, paling tidak dia masih bisa memiliki kesempatan mempertahankan popularitas dan elektabilitasnya.Â
Sementara, kemungkinan kedua yang dibicarakan Anies dengan Prabowo adalah soal Pilkada serentak yang regulasinya masih menunggu hasil sidang anggota DPR RI.Â
Menilik peta kekuatan antara partai pendukung dan kontra terhadap revisi undang-undang pemilu nomor 10 tahun 2016 di parlemen pusat, sepertinya Pilkada serentak akan berjalan sesuai jadwal, yakni pada tahun 2024. Salah satu partai yang mendukung tersebut adalah Partai Gerindra.Â
Nah, dalam hal ini tidak menutup kemungkinan Anies coba melobi Prabowo agar mencabut dukungannya dan setuju apabila UU 10 tahun 2016 itu direvisi. Dengan begitu, pilkada serentak akan berjalan sesuai dengan masa jabatan masing-masing kepala daerah habis, termasuk DKI Jakarta yang akan habis pada tahun 2022.Â
Bila Prabowo bisa dirayu dan akhirnya mencabut dukungan, maka kesempatan Anies untuk mempertahankan eksistensinya di kancah politik nasional masih terbuka lebar. Dia tinggal memikirkan bagaimana caranya kembali memenangkan kontestasi Pilgub DKI Jakarta 2022. Pasalnya, hanya dengan kembali menjabat gubernur, Anies hampir dipastikan tidak akan terlempar dari peta persaingan Pilpres 2024.Â
Meski begitu, rasanya lobi-lobi Anies cukup sulit, mengingat Prabowo juga memiliki kepentingan serupa. Mantan Danjen Kopasus ini juga kemungkinan besar akan kembali mencalonkan diri jadi Presiden RI. Tentu, dia juga tidak ingin Anies menjadi batu sandungannya. Kecuali, ada lobi-lobi lain. Misalkan, Anies bersedia menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo.Â
Begitulah analisa receh saya terkait kemungkinan bahasan yang dibicarakan pada pertemuan Anies Baswedan dengan Prabowo Subianto. Bagaimana menurut anda?
Salam