Menilik dari pesan Puan sebenarnya tidak ada yang aneh. Semuanya masih dalam tataran normatif. Dalam hal ini memang sudah selayaknya pihak kepolisian memposisikan diri sebagai pengayom masyarakat.Â
Selain itu, institusi dengan seragam coklat ini harus benar-benar bekerja profesional. Tidak boleh tajam ke bawah tumpul ke atas, seperti selama ini sering terjadi.Â
Terkait responsif. Tak dipungkiri menjadi salah satu kelemahan pihak kepolisian. Kerap kali mereka tidak bergerak cepat bila menerima pengaduan masyarakat. Beda halnya bila yang mengadukan keluhan atau laporan tersebut pihak-pihak terpandang atau pesohor. Aparat kepolisian langsung bertindak.Â
Intinya, Puan meminta pada Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo jangan seperti aparat kepolisian yang sering kita tonton di film-film India. Sangat lamban melayani masyarakat bawah. Taktis dan cepat saat berurusan dengan para penguasa.Â
Budaya negatif kepolisian ini jelas menjadi pekerjaan rumah Komjen Pol Listyo bila telah dilantik menjadi Kapolri baru. Tunjukan pada publik, dia memang layak dan mampu merubah citra buruk kepolisian yang selama ini melekat.Â
Sanggup? Saya rasa, dia harus sanggup mengemban amanah ini. Tidak boleh tidak. Sebab, bila kinerja kepolisian masih begitu-begitu saja, pastinya bakal mengecewakan banyak pihak. Apalagi, prosesi ditunjuknya Komjen Pol Listyo tidak begitu mulus.Â
Jauh sebelumnya, penunjukan pria kelahiran Ambon, 5 Mei 1969 ini mendapat penolakan dari sejumlah kelompok islam. Mengingat dirinya berasal dari agama minoritas.Â
Satu lagi pekerjaan rumah yang mesti dijalankan Komjen Pol Listyo Sigit adalah harus mempu menyesuaikan diri dan menjembatani komunikasi dan koordinasi antar lembaga atau golongan. Ini penting guna menjaga stabilitas dan kondusifitas keamanan.Â
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H