Kenapa? Dalam pandangan sederhana penulis, setidaknya ada empat alasan.Â
Pertama, mantan Wagub DKI JakartaÂ
Nama Sandiaga Uno bukan orang baru di kancah perpolitikan DKI Jakarta. Dia adalah mantan wakil gubernur Anies Baswedan sebelum dirinya mengundurkan diri. Karena, mencalonkan diri sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto pada pilpres 2019 lalu.Â
Sebagai mantan wakil gubernur, sudah barang tentu, Sandi---nama kecil Sandiaga Uno akan sangat dikenal oleh penduduk ibu kota. Tidak akan begitu sulit baginya mendapatkan kembali kepercayaan dari warga di sana. Terlebih, dia selama menjabat wakil Anies tidak meninggalkan kesan negatif.Â
Kedua, memiliki panggung politikÂ
Begitu dilantik menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) di penghujung tahun 2020 merupakan keuntungan sendiri bagi Sandi. Posisi barunya di pemerintahan menjadikan pria kelahiran Riau, 28 Juni 1969 ini memiliki banyak ruang untuk terus berinteraksi dengan masyarakat.Â
Sebagai Menparekraf, Sandi bisa terus tebar pesona dan menarik simpati publik. Dengan cara membuktikan kinerjanya dengan baik dan mampu menciptakan terobosan-terobosan baru yang bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat kecil.Â
Ketiga, dukungan partai jelasÂ
Sebagai kader Partai Gerindra, Sandi jelas lebih diuntungkan dibanding dengan Anies Baswedan. Bila dia maju pada Pilgub DKI tidak usah bingung mencari dukungan partai politik. Mungkin, tinggal menggandeng satu atau dua partai lainnya guna memenuhi syarat ambang batas pencalonan.Â
Sementara, Anies Baswedan belum tercatat sebagai kader manapun. Mungkin ada PKS. Namun begitu, Anies kudu bisa memperlihatkan kinerjanya jauh lebih baik. Sebab, jika sorotan publik, terutama warga Jakarta terhadapnya jeblok, PKS niscaya akan berfikir ulang kembali mengusung.Â
Keempat, punya modal kuatÂ