Dengan jumlah rekening sebanyak itu, tidak bisa dibayangkan berapa dana yang terkumpul dan seberapa besar perputaran uangnya. Pantas saja FPI marah dan tidak terima atas pemblokiran rekening dimaksud.Â
Lebih jauh, dengan banyaknya jumlah rekening FPI, ada dua hal yang dirasakan penulis selama ini bisa dijadikan pembenaran.Â
Pertama, pantas saja FPI begitu besar dan jumlahnya massif. Ternyata, mereka memang memiliki cukup modal demi membiayai segala aksi massa. Bohong rasanya bila semua rekening ini tidak ada saldonya. Buat apa banyak rekening kalau tidak ada yang mengisi.Â
Kedua, jangan-jangan kecurigaan penulis benar adanya, dibalik semua aktivitas atau pergerakan FPI selama ini disokong pendanaan dari para bohir (pemberi bantuan dana). Boleh jadi, rekening sebanyak itu memang telah disiapkan untuk para bohir memberikan bantuan dana pergerakan.Â
Sempat muncul beberapa nama atau kelompok yang dicurigai sebagai bohir-nya FPI. Menariknya, nama-nama yang muncul itu bukan orang sembarangan. Mereka tokoh-tokoh nasional yang telah banyak dikenal publik tanah air.Â
Meski begitu, soal bohir ini memang masih harus dibuktikan lebih lanjut, jangan sampai timbul fitnah. Walau sepertinya masyarakat tanah air sangat yakin jika pergerakan dan manuver FPI selama ini erat dengan sokongan para bohir.Â
Tengok saja, telah berapa kali FPI dan kelompoknya menggelar aksi-aksi massa dengan jumlah sangat massif. Semua itu pasti tidak gratis. Membutuhkan biaya yang sangat besar pula. Siapa yang mendanai anggaran sebanyak itu kalau bukan bohir besar.Â
Tak dipungkiri, penulis pernah membaca, ada anggota FPI yang rela menjual barang-barangnya demi mengikuti segenap acara ormas Islam dimaksud. Namun, penulis rasa jumlahnya sangat minim.Â
Sebab, tak sedikit informasi yang bisa kita cari di Mbah Google, pengikut atau anggota FPI masih banyak tidak memiliki penghasilan tetap. Bahkan, diantara mereka banyak yang masih mengharapkan nasi bungkus dalam setiap aksinya.Â
Maka dari itu, penulis setuju dengan langkah pemerintah memblokir rekening FPI. Dengan cara ini setidaknya bisa mengantisipasi pergerakan mereka di masa mendatang.Â
Terus, para bohir pun bisa dibatasi ruang geraknya. Mereka tentu tidak akan mau mengambil risiko dengan memberikan bantuan langsung secara tunai. Hal ini bakal gampang terendus oleh aparat intelejen pusat atau daerah.Â