Nah, dalam kondisi ini, Kang Emil harus bisa memanfaatkan waktu kosongnya itu agar tetap diingat publik. Harus ada terobosan-terobosan atau langkah politik extra ordinary.
Bila itu sukses dilewati, Menurut Direktur Riset dan Program SUDRA, Surya Vandiantara, Gubernur Jawa Barat ini berpotensi dilirik Partai Golkar dan Nasdem.Â
"Kalau Golkar biasanya di injury time ketua umumnya legowo. Nasdem apalagi, mereka tak punya figur pilihan, maka yang realistis ya Kang Emil itu," kata Surya. Dikutip dari Sindonews.com.Â
Khusus Nasdem, analisa Surya bisa jadi benar. Sebab, pada Pilkada Jawa Barat 2013, Partai Nasdem adalah salah satu pengusung Kang Emil. Jadi, mereka bisa saja melanjutkan kerjasamanya pada tingkat lebih tinggi.Â
Sementara Anies Baswedan bisa disebut nama paling apes bila dibanding Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil. Bila ingin tetap maju pilpres, perjuangan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini jauh lebih berat.Â
Masa Jabatan Anies bakal habis pada tahun 2022. Sementara berdasarkan Undang-Undang Pemilu Pasal 201 UU Nomor 10 Tahun 2016, tidak akan langsung dilakukan Pilkada. Sama halnya dengan Ganjar dan Kang Emil, mantan Rektor Universitas Paramadina ini bakal nganggur. Parahnya, waktu nganggur Anies lebih lama. Dua tahun.Â
Akan jauh lebih berat bagi Anies mendapatkan simpati publik dalam posisi nganggur seperti itu. Selain tidak terdaftar sebagai kader partai politik, citranya sekarang cenderung melempem.Â
Menurut Surya, dilansir dari Sindonews.com, Anies paling realistis diusung oleh PKS. Sayangnya, partai ini saja tidak cukup memenuhi ambang batas pilpres. Artinya masih harus mencari mitra koalisi. Namun, hal itu tidak mudah.Â
"Untuk mencari teman koalisi aja syukur kalau ada yang mau diajak bergabung. Maka kolaborasi era Pak SBY harus dilanjutkan lagi, Demokrat-PKS dan sisir lagi jalinan koalisi yang udah berserakan," katanya.Â
Penulis rasa, PKS sepertinya akan berpikir ulang mengusung Anies bila melihat konstelasi politik hari ini. Beragam peristiwa dan kebijakan Anies Baswedan yang dinilai kurang, menjadikan citranya cenderung tenggelam.Â
Nama Anies makin terancam kurang laku setelah Front Pembela Islam (FPI) baru saja dibubarkan melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) enam Menteri, Rabu (30/12/20). Padahal, ormas Islam garis keras ini memiliki andil sangat besar saat dia terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta tahun 2017 lalu.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!