Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Petani - Serabutan

Ikuti kata hati. Itu saja...!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anies Paling Apes Dibanding Ganjar dan Ridwan Kamil, Fadli Zon Galau Tingkat Dewa

2 Januari 2021   11:52 Diperbarui: 2 Januari 2021   20:01 2422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau bukan karena FPI dan Habib Rizieq sebagai pimpinannya, cukup mustahil bagi Anies jadi orang nomor satu di ibu kota. Politisasi ayat dan mayat yang kencang digaungkan oleh Rizieq dan jutaan massanya, sukses menumbangkan pasangan petahana. Ahok-Djarot. 

Jadi, dengan bubarnya FPI berarti kekuatan atau modal utama dukungan terhadap Anies pun jauh lebih berkurang. Dalam kaca mata politik calon partai pengusungnya, hal ini tidak seksi lagi. Dan, jalannya menuju Pilpres 2024 kian terjal.

Fadli Zon Galau Tingkat Dewa 

Kaitannya dengan pembubaran FPI sekaligus dinyatakan sebagai organisasi terlarang. Penulis rasa bukan hanya Anies Baswedan yang apes dan galau. Akan tetapi, dipastikan masih ada pihak-pihak lain merasakan galau tingkat dewa. Salah satunya, politisi Partai Gerindra. Fadli Zon. 

Mantan Wakil Ketua DPR RI periode 2014-2019 dalam beberapa waktu terakhir sangat identik dengan FPI. Bahkan, Fadli Zon tampaknya lebih condong ke ormas besutan Habib Rizieq itu dibanding terhadap Partai Gerindra. 

Buktinya, Fadli terus saja membela FPI dan mengkritik pemerintah. Padahal, Partai Gerindra sudah jelas-jelas telah menjadi bagian dari pendukung penguasa. 

Penulis percaya, sikap Fadli Zon seperti itu bukan tanpa dasar. Bohong rasanya kalau sekadar ingin menunjukan rasa simpati terhadap FPI dan Habib Rizieq. Sikap leyeh-leyeh Fadli kemungkinan besar semata-mata demi kepentingan politik. Yakni, berharap mendapat dukungan dan mendulang suara dari kelompok Islam kanan tersebut. 

Sejak tanggal 30 Desember 2020 lalu, yang dibela dan diperjuangkan Fadli ambyar. Otomatis niatnya meraih dukungan pun percuma. Toh, FPI telah jadi almarhum. 

Benar, telah muncul nama Front Persatuan Islam sebagai pengganti FPI versi lama yang telah dibubarkan. Meski begitu, aura, fanatisme dan pergerakannya tidak akan semasif sebelumnya. FPI reborn mungkin tak ubahnya kelompok arisan biasa. Sebab, mereka sepakat tidak akan mendaftarkan diri ke Kementrian Dalam Negeri.

Lagipula, pemerintah juga tidak bodoh. Meski mereka berganti casing, kemungkinan besar akan terus mengawasi segala gerak-gerik FPI reborn, lantaran penghuninya masih tokoh dan orang yang sama. 

Jadi, apa yang bisa diharapkan dari organisasi yang pergerakannya terbatas. Kalaupun ada, kontribusinya tidak akan besar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun