Bagi sebagian publik, hal itu boleh jadi kado terindah tahun baru dari pemerintah. Namun, bagi pihak-pihak yang berkepentingan, bubarnya FPI adalah nightmare. Contohnya, Anies Baswedan.Â
Kedekatan Anies dengan FPI sudah dikenal publik. Dugaan kuat, itu pula yang menjadi alasan Anies tak berkutik saat terjadi kerumunan massa di Petamburan. Bahkan, dia sendiri ikut hadir dalam undangan akad nikah putri Habib Rizieq Shihab.Â
Alasannya tentu saja politik. Dalam hal ini, Anies diduga sangat membutuhkan dukungan FPI dan Habib Rizieq. Baik untuk roda pemerintahannya di Jakarta atau Pilpres 2024. Sebab, kelompok ini memiliki basis dukungan massa sangat kuat. Satu modal penting bagi bagi Anies untuk memperkuat eksistensi pemerintahannya, sekaligus lumbung suara seksi di era pesta demokrasi dengan sistem pemilihan langsung.Â
Lagi, harapan Anies mendapat dukungan penuh dari FPI dan Habib Rizieq jelas-jelas terancam, pasca dibubarkan pemerintah, Rabu (30/12). Ormas ini hampir dipastikan tidak akan sesolid dan semilitan sebelumnya dalam mendukung, maupun menggalang dukungan massa.Â
Ada opini, meski bubar, ideologi dan tokoh-tokohnya tidak akan berubah. Opini ini ada benarnya. Namun, seperti telah disinggung, pergerakan mereka tidak akan semaksimal sebelumnya.Â
Bak jatuh tertimpa tangga. Itulah gambaran Anies hari ini. Setelah gebrakan-gebrakan Risma mengancam citranya. FPI yang diharapkan bisa menjadi kekuatan demi menggalang dukungan massa juga sudah tamat riwayatnya.Â
Anies harus benar-benar mencari formula politik baru bila ingin peluangnya menuju Pilpres 2024 tetap terjaga. Dan, eksistensinya di Pemprov DKI Jakarta tak mudah digoyah. Bukan mustahil partai politik yang siap meminangnya akan berpikir ulang, bila citra Anies dan dukungan massa-nya tergerus.Â
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H