Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Petani - Serabutan

Ikuti kata hati. Itu saja...!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bila Pilpres Sekarang, Prabowo Diprediksi "Quatrick" Ambyar, ini Alasannya!

29 Desember 2020   22:35 Diperbarui: 29 Desember 2020   22:46 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertama, Prabowo mencalonkan diri sebagai cawapres mendampingi Megawati Soekarnoputri pada tahun 2009. Kemudian pada pilpres 2014 dan 2019 dia sendiri yang menjadi capres-nya. 

Lalu, apa yang menjadi dasar Prabowo diprediksi bakal kembali menemui kegagalan bila pilpres dilaksanakan dalam waktu dekat? Jawabannya adalah hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). 

"Hanya sekitar 50% pemilih Gerindra pada Pileg 2019 yang akan memilih Prabowo seandainya Pilpres dilakukan sekarang. "Begitu juga hanya 39% pemilih Prabowo pada Pilpres 2019 yang menyatakan akan memilih Prabowo seandainya Pilpres dilakukan sekarang," ujar Direktur Eksekutif SMRC, Sirojudin Abbas, Selasa (29/12). Dikutip dari Sindonews.com. 

Masih dikutip Sindonews.com, survei ini menunjukan, nama yang menempati elektabilitas paling tinggi adalah Ganjar Pranowo dengan suara dukungan 15,7%. Disusul Prabowo di posisi kedua dengan 14,9%, lalu Anies Baswedan 11%, Sandiaga Uno 7,9%, Ridwan Kamil 7,1%, Agus Harimurti Yudhoyono 3,1%, dan Tri Rismaharini 3,1%. 

Menurut Abbas, dengan data itu Prabowo kemungkinan sulit sukses maju pada Pilpres 2024. 

Sentimen Publik Pada Prabowo Menurun 

Penulis tak heran bila hasil survei SRMC menunjukan sentimen negatif terhadap Prabowo Subianto. Pasalnya,  dalam beberapa waktu terakhir ada sejumlah peristiwa yang sangat meruntuhkan nama baik Prabowo dan Partai Gerindra. 

Penangkapan terhadap Menteri KKP, Edhy Prabowo berkontribusi besar terhadap menurunnya kepercayaan publik terhadap mantan Danjen Kopasus tersebut. Bagaimanapun, kasus-kasus korupsi kerap kali merontokkan. Tidak hanya figur, tetapi partai itu sendiri. Sebut saja Partai Demokrat. Karena banyak petinggi partainya yang korup, hingga hari ini partai berlambang Mercy ini sulit untuk bangkit. 

Kemudian, sikap diam Prabowo terhadap kekisruhan yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Misal, demo buruh terkait pengesahan Omnibus Law UU Cipta Kerja dan sengkarut pemerintah dengan FPI. 

Dalam dua peristiwa itu Prabowo tidak mampu membuktikan dirinya sebagai seorang Menteri Pertahanan yang bertanggungjawab terhadap kondusifitas keamanan negara. Publik jelas kecewa dengan sikapnya itu. 

Terakhir, timbul rasa kecewa dari pendukung Prabowo, karena memutuskan bergabung dengan koalisi pemerintah. Sebagai figur yang dianggap jantung oposisi, Prabowo dinilai telah berkhianat terhadap kerja keras dan perjuangan mereka selama ini.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun