Sebagai tipikal pekerja keras dan tak segan turun langsung ke lapangan akan sangat menguntungkan bagi negara bila Risma jadi Mensos. Dengan mengetahui benar sektor lapangan, tentu diharapkan tidak ada lagi hal-hal miring seperti pernah terjadi sebelumnya. Misal salah sasaran bantuan atau keterlambatan distribusi bansos.Â
Itulah beberapa keuntungan yang bakal didapat pemerintah bila Risma benar-benar didaulat menjadi Mensos menggantikan posisi JPB.Â
Sisi RugiÂ
Risma bukanlah manusia super yang tidak ada cacatnya. Dia tetap saja manusia biasa yang tak luput dari khilap. Istilah kata tak ada gading yang tak retak. Setiap orang pasti memiliki kelemahan. Hal-hal yang menjadi kelemahan Risma ini pula dimungkinkan bakal menjadi sebuah kerugian pemerintah bila Presiden Jokowi mengangkatnya sebagai Mensos.Â
Masih merujuk pada pengalamannya saat menjabat Wali Kota Surabaya, Risma kerap menjadi sasaran pihak lain dan itu membuatnya meledak dan bisa sakit. Nah, karena ada benturan atau serangan dari pihak lain ini pula kadang membuatnya jatuh terpuruk.Â
Akan sangat kurang menguntungkan bagi pemerintah bila sipat baper Risma masih tertanam kuat pada dirinya. Mensos itu jabatan politis, maka sudah hampir pasti bakal banyak pihak yang iri lalu membangun narasi miring dan membuatnya baper, meledak, dan berselisih yang kadang merepotkan.Â
Tengok saja, saat masih menjabat Wali Kota Surabaya, Risma sempat hendak mengundurkan diri dari jabatannya hanya karena merasa tidak kuat lagi dengan segala tekanan yang ada. Diduga, pemantiknya adalah komunikasi buruk antara dia dengan wakil wali kotanya, Wisnu Sakti.Â
Menurut rumor yang beredar di pemberitaan media arus utama beberapa tahun lalu, keretakan terjadi karena bedanya pendekatan Risma ke masyarakat. Cara kerjanya yang ingin selalu mengedepankan pelayanan publik tidak sejalan dengan wakilnya.Â
Nah, menjadi akan sangat berabe bagi Risma bila menjadi Mensos. Tekanan yang bakal dia hadapi jelas kelasnya akan jauh berbeda saat di masih di Surabaya. Siapa tak tahu dengan para wakil rakyat yang berada di Senayan. Demi membela kepentingannya, mereka tak segan menyerang siapapun termasuk menteri.Â
Bila masih baper dan tidak kuat menahan tekanan boleh jadi Risma tidak mampu bekerja maksimal. Dia akan banyak nangis bombay ketimbang mengedepankan tanggungjawabnya sebagai menteri. Bila ini terjadi, sudah pasti bakal menghambat program pemerintah yang berada di Kementrian Sosial.Â
Namun, terlepas dari untung rugi, sudah selayaknya bagi Risma naik kelas. Pemimpin daerah moncer sepertinya memang layak mendapatkan reward sepantasnya. Kinerja, prestasi, dan capaiannya selama menjabat Wali Kota Surabaya sebagai garansi. Kalaupun dia naik kelas bukan karena kader partai atau kedekatannya dengan pribadi-pribadi tertentu.Â