Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo, PKS, PA 212, dan Saat Politik Tampakan Wujud Asli

14 Juni 2020   00:14 Diperbarui: 14 Juni 2020   00:25 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BURSA pencalonan presiden dan wakil presiden untuk pemilihan 2024 terus menghangat.

Hampir setiap gerak langkah serta aktivitas sosok-sosok yang digadang-gadang bakal turut maju pada pesta demokrasi pemilihan umum pimpinan bangsa lima tahunan ini selalu dikaitkan dengan kepentingan politik.

Jamak, karena sejatinya untuk menuju gerbang Pilpres yang akan diselenggarakan sekitar empat tahunan lagi ini tidak bisa dilakukan secara instan.

Siapapun sosok atau calon kandidat yang memiliki syahwat politik serupa (pilpres 2024. Red) memang harus menyiapkan diri sedari dini. Mereka tentu saja harus bisa berinvestasi politik dengan cermat serta tepat. Baik itu demi mendongkrak elektabikitas maupun popularitas.

Cermat dalam memanfaatkan momentum yang sekiranya bisa menjadikan kepercayaan rakyat atau partai politik agar melirik sekaligus mempercayainya. Tepat dalam setiap mengambil langkah atau kebijakan yang sekiranya bisa populis di mata masyarakat.

Sejauh ini memang pihak-pihak atau para calon kandidat yang digadang-gadang bakal ikut atau ingin maju pada pilpres 2024 sudah mulai bisa dipetakan.

Nama-nama yang mulai muncul sejak awal tahun hingga medio Juni ini tak bergeser dari yang itu-itu saja. Misal, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto; Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan; Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil; Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo; Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa; Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Sandiaga Uno serta Ketua DPR RI, Puan Maharani.

Selain itu ada juga Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto; Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY); Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud Md; Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Tohir; Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian; Kepala.Badan Intelejen Negara (BIN), Budi Gunawan; Mantan Panglima TNI, Gatot Nutmantyo dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar.

Prabowo Masih Penasaran

Diantara deretan nama-nama bakal calon kandidat untuk pilpres 2024 tersebut di atas, tentu saja ada satu nama yang sudah memiliki segudang pengalaman pada konstestasi Pilpres. Siapa lagi kalau bukan Prabowo Subianto.

Mantan rival panas Joko Widodo (Jokowi) ini rupanya masih penasaran untuk mencoba peruntungannya dalam "perburuan" kursi Indonesia satu. Betapa tidak, mantan Danjend Kopasus itu sudah tiga kali berturut-turut mengikuti kontestasi Pilpres sejak tahun 2009, saat dirinya mendampingi Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri.

Sementara pada tahun 2014 dan 2019 dia berhadapan langsung dengan Jokowi dalam sebuah pertarungan panas dan hasilnya selalu kalah.

Bagai gayung bersambut, rasa penasaran Prabowo ini sejalan dengan partai Gerindra. Partai berlambang kepala burung garuda ini kembali membuka kemungkinan untuk kembali mengusungnya sebagai capres 2024.

Apalagi, rasa penasaran Prabowo ini dibarengi dengan hasil beberapa lembaga survei termasuk hasil survei terakhir yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia, hampir selalu menempatkannya pada posisi teratas.

Tentu saja ini menjadi modal bagus bagi mantan menantu Presiden RI ke-2 Soeharto ini untuk tampil sebagai pemenang pada pilpres yang diyakini sebagai pertaruhan terakhirnya. Ya, karena usia Prabowo sudah tidak muda lagi.

PKS dan PA 212 Tidak Dukung Prabowo

Nama Prabowo dan Partai Gerindra tentunya tidak bisa dipisahkan dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Persaudaraan Alumni (PA) 212.

Diantara mereka telah terjadi ikatan yang sangat kuat. Terlebih PKS yang selalu menjadi partai terdepan setelah Gerindra sebagai pengusung militan Prabowo dalam dua perhelatan pilpres, pada tahun 2014 dan 2019.

Sementara PA 212 turut mendukung Prabowo pada Pilpres 2019 lalu, saat disandingkan dengan Sandiaga Uno.

Tapi tampaknya bisa dipastikan bahwa kebersamaan atau ikatan batin yang sudah terjalin selama 10 tahun dengan PKS dan lima tahun bersama PA 212 tidak akan bisa kita temui lagi pada Pilpres 2024 mendatang.

Penyebabnya tentu sudah bukan rahasia umum, yaitu gara-gara Prabowo dan Partai Gerindra dianggap telah mengkhianati komitmen dengan bergabung bersama partai koalisi pemerintah.

Dan kemudian putra begawan ekonomi Indonesia, Soemitro Djoyohadikoesoemo ini diberi kepercayaan sebagai Menteri Pertahanam (Menhan). Sementara PKS tetap dengan komitmen dan keyakinannnya untuk memantapkan diri sebagai partai oposisi.

Alih-alih mendukung Prabowo, PKS rencananya akan mengusung kadernya sendiri sebagai capres.

Dikutip dari sosok.id, saat ini PKS masih akan membahas siapa kader yang layak maju dalam pilpres 2024.

"PKS akan membuat keputusan melalui Majelis Syuro, tiap partai selalu berusaha memajukan kadernya," ucap Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, Kamis (11/6/2020).

"Tahun 2024, PKS akan berusaha mengusung kadernya sendiri, tapi PKS belum akan memutuskan dalam waktu dekat." Imbuh Mardani.

Masih dikutip sosok.id, senada dengan PKS juga diutarakan oleh PA 212. Menurut Ketua Umum persaudaraan ini, Slamet Maarif, Prabowo sudah selesai atau finish.

"Pilpres 2019, pengalaman sendiri bagi kami dan untuk perjuangan kami ke depan bahwa Prabowo sudah finish."

"Biarkan saat ini Prabowo menikmati dan menyelesaikan tugasnya sebagai Menhan," ujar Slamet.

Ketimbang maju lagi sebagai capres, Slamet menilai Prabowo lebih baik menjadi seorang negarawan dan membiarkan adanya calon presiden baru dan muda untuk memimpin Indonesia.

"Cukuplah Prabowo di 2024 menjadi negarawan dengan memunculkan capres baru yang muda, karena kami yakin 2024 saatnya yang muda yang pimpin negeri."

"Apalagi umat punya catatan sendiri kepada Prabowo yang susah untuk dilupakan di 2019," kata dia.

Politik Tampakan Wujud Asli

Mundurnya PKS dan PA 212 dalam lingkaran Prabowo Subianto semakin membuktikan bahwa dalam politik tidak ada pertemanan yang abadi, tetapi kepentingan.

Dalam hal ini politik telah menampakan wujud asli. Saat kepentingan politik merena (Prabowo, PKS dan PA 212. Red) tidak sejalan, maka ikatan yang telah terjalin tahunan lamanya ini seolah hilang tanpa bekas.

Dengan kata lain, saat PKS dan PA 212 berada di garda paling depan sebagai pendukung Prabowo pada pilpres sebelumnya bukan atas dasar persahabatan, melainkan murni hanya kepentingan.

Kini rupanya kepentingannya terhadap Prabowo tidak ada lagi, maka seketika itu pula PKS dan PA 212 berpaling dan mencari serta memperoleh kepentingannya sendiri.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun