"Posisi Ahok walau menjadi Dirut sekalipun adalah bentuk pelecehan terhadap putra putri bangsa Indonesia karena banyak putra-putri Indonesia yang sangat berprestasi dan profesional di bidangnya serta punya martabat dan berakhlak," katanya, Selasa, 9 Juni 2020. Dikutip dari Tagar.id.
Masih dikutip dari Tagar.id, Novel menjelaskan, seyogyanya yang menduduki posisi Dirut adalah orang-orang yang memiliki sepak terjang mumpuni dalam mengelola unit bisnis BUMN itu.
"Sedang Ahok adalah produk gagal malah dikasih uji coba dengan mengelola aset bangsa yang sangat berhubungan dengan hajat orang banyak dan vital. Sungguh sudah krisis kepemimpinan negara ini," ujarnya.
Dia menganggap, penolakan Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) terhadap keberadaan pria yang akrab disapa BTP supaya menjadi pembelajaran bagi pemerintah untuk memberikan posisi strategis tersebut.
Demikian reaksi yang diperlihatkan oleh pihak PA 212 atas adanya wacana yang akhir-akhir ini berkembang. Namun, biasanya gangguan atau keusilan mereka ini tak pernah mampu menggoyahkan keputusan yang telah ditetapkan. Seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
PA 212 tolak Ahok jadi Komut Pertamina
Sebelum adanya reaksi atas wacana pengangkatan Ahok menjadi Dirut Pertamina, PA 212 juga pernah menentang keras saat Ahok digadang-gadang menjadi salah satu jajaran direksi di perusahaan pelat merah