Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Soekarno Putra Sang Fajar dan di Balik Sakralnya Bulan Juni

6 Juni 2020   16:08 Diperbarui: 6 Juni 2020   18:06 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Beri aku 10 pemuda, maka akan kuguncang dunia!"

"Beri aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya,"

NARASI tersebut di atas adalah salah satu kutipan melegenda yang dilontarkan oleh pendiri Bangsa dan Negara Indonesia, Bung Karno atau Ir. Soekarno.

Ya, pada kesempatan kali ini, penulis sengaja ingin mengajak para pembaca dan K'ners dimanapun berada untuk mengenang kembali jasa-jasa beliau yang sudah tak terhingga besarnya bagi Bangsa dan Negara Indonesia.

Kenapa?

Karena, asal tahu bahwa tepat hari ini tanggal 6 Juni, pada 119 tahun silam atau tepatnya pada tahun 1901 silam telah lahir seorang manusia luar biasa yang diberi nama Koesno Sosrodihardjo. Untuk kemudian nama ini dikenal dengan panggilan Ir. Soekarno atau Bung Karno.

Menurut hemat penulis, rasanya tidak akan ada warga negara Indonesia yang sudah beranjak dewasa yang tidak mengenal nama Soekarno. Penulis yakin, nama beliau sudah begitu melekat di setiap hati dan pikiran orang Indonesia.

Jutaan orang mengidolakannya, menjadikan dirinya sebagai figur negarawan ideal, bahkan narasi atau kata-kata yang keluar darinya kerap dianggap sebagai refleksi dari karakter Bangsa Indonesia yang seharusnya. Bahkan, bagi sebagian pihak, Soekarno seolah-olah adalah personifikasi dari negara Indonesia itu sendiri.

Namun demikian, kadang penulis penasaran, sejauh mana cara pandang pihak-pihak yang mengaku dirinya sangat mengidolakan Soekarno itu mampu memahami ide, serta pemikiran dari bapak bangsa ini.

Nah, dalam kesempatan ini penulis mendapat kehormatan untuk menulis sekelumit perjuangan dari Bapak Bangsa kita. Tentu saja bukan hendak mengupas tentang kehidupan pribadi beliau. Karena salah-salah bisa terjebak dalam gosip tidak jelas.

Sebagaimana diketahui dan tidak bisa dibantah oleh fakta sejarah manapun bahwa Soekarno adalah sebagai bapak Proklamator Indonesia bersama wakilnya kala itu, Bung Hatta.

Tidak salah, berkat jasa-jasanya yang begitu besar bagi kemerdekaan tanah air, Soekarno menjadi tokoh yang sangat dikagumi oleh siapapun warga negara Indonesia.

Namun demikian, bukan hanya sebagai bapak proklamator saja yang membuat nama Soekarno begitu dikagumi. Beliau juga dikenal sebagai pemimpin yang memiliki kemampuan orasi atau berpidato mumpuni.

Tak jarang, isi orasi atau pidatonya ini begitu banyak menginspirasi banyak masyarakat tanah air termasuk para pemuda kala itu dan masa setelahnya. Karena, pidato Soekarno yang memiliki julukan putra sang fajar ini selalu berapi-api hingga mampu mengobarkan api semangat bagi yang mendengarnya.

Bahkan berkat kepiawaiannya dalam berorasi. Sebagai pemimpin negara, beliau pun sangat disegani pula oleh para pemimpin negara-negara lain kala itu.

Proklamator Indonesia
Seperti telah sedikit dikupas di atas, pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno bersama wakilnya Mohamad Hatta berhasil mengeluarkan Bangsa dan Negara Indonesia dari belenggu penjajahan Jepang. 

Ya, pada tanggal yang kemudian menjadi tanggal keramat bagi seluruh masyarakat tanah air itu, kedua tokoh luar biasa bangsa ini dengan gagahnya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Berkaitan dengan suksesnya menjadi proklamator, kemudian Soekarno dinobatkan sebagai presiden pertama Republik Indonesia dengan Hatta sebagai wakilnya. Berangkat dari sini pula, beliau bersama jajarannya berhasil merumuskan Pancasila sebagai dasar kehidupan bernegara.

Tantangan Soekarno
Hanya saja, setelah sukses menjadi negara yang merdeka tidak lantas perjuangan Soekarno selesai. Masih begitu banyak tantangan yang harus dihadapi oleh pria kelahiran Blitar, Jawa Timur tersebut untuk terus memajukan bangsa sekaligus mempertahankan kemerdekaan. Dalam hal ini, Soekarno dihadapkan pada dua tantangan, yakni dalam dan luar negeri.

Seperti dikutip dari Republika.com, tantangan luar negeri datang dari keinginan belanda yang ingin menguasai kembali indonesia. Sehingga mendapat perlawan dari masyarakat indonesia seperti perang surabaya,bandung lautan api, dan lain-lain di tambah dengan agresi militer belanda yang pertama dan kedua.

Perjuangan Soekarno menghadapi tantangan luar negri pada masa ini berhasil. Hal ini di buktikan dengan di akuinya negara indonesia secara di fakto dan dejure oleh belanda Dan masuknya indonesia ke dalam PBB.

Sementara tantangan dari dalam negri yaitu menghadapi berbagai pemberontakan yang terjadi di berbagai daerah dan keinginan untuk memisahkan diri dari NKRI (negara kesatuan republik indonesia). Contohnya gerakan rakyat maluku selatan, DII dan TII di jawa barat, aceh, makasar dan daerah lain di indonesia.

Dua tantangan tersebut di atas tentu saja merupakan sebagian kecil dari yang pernah Soekarno hadapi. Masih banyak tantangan-tantangan lainnya. Tapi, berkat jiwa kepemimpinan dan kesungguhannya dalam mengelola pemerintahan, segala bentuk tantangan itu bisa dilaluinya dengan baik. 

Itu pula yang menjadikan beliau selalu mendapat kepercayaan memimpin negara Indonesia, sebelum akhirnya terjadi peristiwa tragis yang merenggut enam nyawa jendral dan satu perwira menengah dalam aksi pemberontakan G 30 S PKI.

Lengser dari Jabatan Presiden hingga Wafat
Pemberontakan yang dilancarkan oleh PKI pada tahun 1965 untuk kemudian dikenal dengan sebutan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G 30 S PKI) rupanya berdampak pada kedudukan presiden Soekarno.

Pemberontakan G 30 S PKI seolah menjadi lonceng pembuka babak akhir perjalanan politik dan kehidupan Soekarno. Setelah PKI dan semua anteknya dibabat habis, politik keseimbangan yang ia mainkan sejak 1960 runtuh dan Angkatan Darat kini tak terbendung. Jenderal Soeharto perlahan-lahan mengambil alih panggung dan menyisihkan Soekarno.

Apalagi, gencarnya aksi demo yang dilancarkan oleh para mahasiswa kala itu dengan tiga tuntutan rakyatnya (Tritura) membuat stabilitas keamanan Bangsa dan Negara Indonesia goyah. Hingga akhirnya, pada 11 Maret 1966, Presiden Soekarno memberikan mandat terhadap Jendral Soeharto untuk mengamankan serta menyelesaikan permasalah yang ada. Untuk kemudian mandat itu dikenal dengan nama surat perintah sebelas maret (Supersemar).

Menurut catatan sejarah, Supersemar ini menjadi lonceng kedua yang mengantarkan Soekarno menuju keruntuhannnya. Dan, berakhirnya masa pemerintahan Presiden Soekarno pada 20 Februari 1967.

Masih dalam catatan sejarah, setelah tidak menjabat presiden, saat sudah tidak lagi memiliki kuasa, Soekarno seolah dimusuhi oleh orde baru di bawah kendali Presiden Soeharto.

Beliau benar-benar telah dianggap menjadi musuh negara sehingga harus diasingkan dan dikucilkan sedemikian rupa. Namun begitu, beliau tetap tegar. Hingga akhirnya karana sakit, beliau menghembuskan nafas terakhir pada 21 Juni 1970. Beliau meninggal dunia pada usia 69 tahun atau tidak lama setelah memperingati hari ulang tahunnya.

Juni Bulan Sakral

Nah itulah kenapa penulis membuat judul tulisan "Soekarno Putra Sang Fajar dan Dibalik sakralnya Bulan Juni". Maksudnya adalah, bulan Juni adalah bulan kelahiran seorang pemimpin besar revolusi Indonesia, yakni Soekarno Putra Sang Fajar. Dan, masih dalam bulan Juni pula, sang bapak bangsa ini mangkat atau meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya.

Karena lahir dan mangkatnya sang proklamator, sang bapak bangsa sang pemimpi revolusi hingga Negara Indonesia masih bisa berdiri tegak dan merdeka hingg saat ini adalah bulan Juni. Wajar kiranya jika bulan Juni juga merupakan bulan sakral bagi kita semua selain tentunya bulan Agustus sebagai bulan lahirnya kemerdekaan Indonesia.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun